Dalam sejarah kerajaan Tumapel, nama Ken Arok menjadi tokoh yang menarik untuk dikaji. Sebelum memimpin Tumapel dan Singasari, Ken Arok dikenal sebagai sosok nakal yang sering menciptakan masalah di berbagai daerah tempat ia singgah. Dibuang ibunya saat masih bayi, ia tumbuh dalam lingkungan yang penuh tantangan. Diadopsi oleh Lembong, seorang pencuri, serta kemudian tinggal bersama Bango Samparan, seorang penjudi, Ken Arok belajar kebiasaan buruk seperti perjudian dan pencurian. Namun, cerita hidupnya dipenuhi twist ketika dewa-dewa mengungkapkan bahwa ia ditakdirkan menjadi raja besar.
Berawal dari masa kecil yang suram, Ken Arok dibuang di kuburan oleh ibunya sendiri. Ia lalu diadopsi oleh Lembong, seorang pencuri, yang akhirnya bosan dengan ulah nakalnya. Setelah itu, dia ditemukan oleh Bango Samparan, seorang penjudi yang melihat potensi istimewanya. Meskipun sering terlibat dalam perjudian, Ken Arok tetap menjadi ancaman bagi masyarakat karena perilaku merusaknya. Di desa Pangkur, ia bahkan diusir karena mencuri jambu.
Kisah ini semakin rumit ketika buku "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" karya Prof Slamet Muljana mengungkap bahwa Ken Arok sering membuat onar di mana pun ia tinggal. Salah satu insiden yang terkenal adalah ketika ia merampok dan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis penyadap di Desa Kapudungan. Akibatnya, ia menjadi buronan akuwu dan harus melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain.
Di usia dewasa, Ken Arok mendapatkan pelajaran spiritual dari Mpu Palot di Turyantapada. Namun, misinya untuk mengambil emas dari kepala desa Kabalon berakhir dengan konflik. Ketika penduduk setempat mengejarnya, suara dari langit menyatakan bahwa Ken Arok adalah anak dewa dan memiliki tugas penting di dunia. Keajaiban ini membantu ia lolos dari bahaya.
Setelah pengalaman tersebut, Ken Arok terus melarikan diri ke berbagai wilayah, termasuk Gunung Lejar (sekarang dikenal sebagai Gunung Bromo). Di sini, para dewa mengungkapkan bahwa ia telah ditakdirkan menjadi raja yang akan mempersatukan Pulau Jawa.
Dari perspektif sejarah, kisah Ken Arok memberikan pelajaran tentang bagaimana nasib seseorang dapat berubah drastis meskipun awalnya penuh kesulitan. Meski perilaku masa kecilnya tidak dapat dibenarkan, takdirnya sebagai pemimpin besar menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi unik yang dapat berkembang melalui perjalanan hidupnya. Kisah ini juga merefleksikan bagaimana nilai-nilai spiritual dan mistis memainkan peran penting dalam tradisi Jawa kuno.