Berita
Penggambaran Emosional Kehidupan dalam Drama Korea When Life Gives You Tangerines
2025-03-29

Drama Korea terbaru yang berjudul When Life Gives You Tangerines resmi menyelesaikan perjalanannya pada Jumat, 28 Maret 2025. Episode akhir drama ini tidak hanya menghadirkan kesimpulan dari kisah hidup para karakter utamanya tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang cinta, kehilangan, dan makna keluarga. Melalui cerita Ae-sun, seorang wanita yang akhirnya berhasil mewujudkan impiannya menjadi penyair ternama, penonton diajak merasakan perjalanan panjang penuh rintangan dan pengorbanan. Namun, kebahagiaan itu ternyata diselingi dengan kesedihan mendalam karena meninggalnya suaminya, Gwan-sik, akibat penyakit kronis.

Melalui episode terakhirnya, serial ini menggambarkan pencapaian Ae-sun yang telah membuahkan hasil setelah bertahun-tahun berjuang. Keberhasilannya tersebut adalah bukti bahwa keyakinan pada diri sendiri dapat membawa seseorang mencapai mimpi, meskipun diiringi dengan berbagai tantangan. Pada saat yang sama, kematian Gwan-sik memberikan sentuhan emosional yang mendalam. Karakter Gwan-sik digambarkan sebagai sosok yang selalu peduli kepada keluarganya hingga detik-detik terakhirnya. Ia bahkan masih sempat melakukan hal-hal kecil namun penuh arti bagi istri dan anak-anaknya.

Kehadiran momen-momen kecil seperti memperbaiki jendela atau membelikan hadiah untuk Ae-sun menjadikan Gwan-sik sebagai figur suami yang tak terlupakan. Meskipun ia sudah tiada, jejak cintanya tetap melingkupi kehidupan keluarga mereka. Cerita kemudian melompat ke tahun 2023, ketika Ae-sun yang telah menua terus menginspirasi orang-orang di sekitarnya dengan mengajar puisi kepada lansia di panti jompo.

Pada usia tua, Ae-sun masih menunjukkan semangat yang kuat dalam mengejar hasratnya. Suatu hari, ia menerima telepon dari putrinya, Geum-myeong, yang mengajaknya pulang untuk berkumpul bersama keluarga besar. Pertemuan keluarga ini menjadi momen hangat yang memperlihatkan bagaimana impian Ae-sun akhirnya diterima oleh dunia luar. Putranya, Eun-myeong, bahkan membawa kumpulan buku puisi yang telah diterbitkan atas nama ibunya.

Penutup drama ini juga menyisipkan adegan simbolis yang membuat hati penonton tersentuh. Seorang editor penerbit tampak menangis saat membaca naskah puisi Ae-sun. Selain itu, editor tersebut memiliki kemiripan fisik dengan ibunya yang telah meninggal, Gwang-rye. Hal ini menciptakan nuansa bahwa warisan Gwang-rye tetap hidup melalui karya putrinya.

Berakhirnya drama ini membawa penonton pada pemahaman bahwa kehidupan adalah gabungan antara sukacita dan kesedihan. Kisah Ae-sun mengajarkan bahwa meskipun ada kehilangan yang sulit dilupakan, semangat untuk terus maju dan mewujudkan impian akan menjadi pelipur lara bagi setiap insan. Dengan demikian, When Life Gives You Tangerines meninggalkan kesan mendalam di hati para penontonnya.

More Stories
see more