Pada momen Lebaran tahun ini, Idham Aulia, putra pertama dari almarhum Mat Solar, mengungkapkan perasaannya saat melaksanakan kebiasaan keluarga yang penuh makna. Biasanya, hari raya digunakan untuk berkumpul bersama keluarga dan berziarah ke makam sanak saudara yang telah meninggal dunia. Namun kali ini, suasana menjadi lebih mendalam karena Idham harus mengunjungi makam ayahnya sendiri.

Dalam tradisi tahunan tersebut, Mat Solar selalu memimpin doa ketika keluarga melakukan ziarah ke makam nenek, kakek, serta kerabat lainnya yang telah tiada. Kini, peran itu beralih kepada generasi berikutnya, dengan Idham Aulia dan keluarganya yang melanjutkan ritual tersebut.

Ketika berbicara di lokasi pemakaman, Idham menceritakan banyak kenangan manis yang ia miliki bersama ayahnya. Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika mereka semua berkumpul di rumah dan menikmati waktu bersama sebelum melakukan kunjungan ke makam.

Tahun ini, suasana sedikit berbeda karena tidak ada lagi sosok Mat Solar yang memimpin doa. Sebagai gantinya, Idham merasakan tanggung jawab besar untuk melanjutkan warisan spiritual keluarga tersebut. Meskipun hatinya dipenuhi oleh kesedihan, ia tetap berusaha menjaga semangat positif dalam setiap langkahnya.

Di tengah haru biru, Idham Aulia menyadari bahwa momen ziarah ini juga membawa pengertian tentang kehidupan dan kematian. Ia berharap agar nilai-nilai yang diajarkan ayahnya terus hidup melalui tindakan nyata dari keluarganya.

Melalui kegiatan ziarah ini, Idham dan keluarganya berhasil menjaga hubungan emosional dengan orang-orang tercinta yang telah meninggalkan dunia fisik. Mereka yakin bahwa doa-doa yang diucapkan akan memberikan ketenangan bagi arwah yang telah berpulang.

Meski tanpa sosok Mat Solar di sampingnya, Idham Aulia dan keluarganya tetap melanjutkan tradisi dengan cinta dan rasa hormat yang sama. Tradisi ini tidak hanya menjadi cara untuk mengenang orang-orang terkasih, tetapi juga sebagai pengingat pentingnya nilai keluarga dalam kehidupan.