Perayaan Hari Raya Waisak tahun 2025 akan diadakan secara resmi di Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Acara ini mencakup serangkaian kegiatan mulai dari ritual peribadatan hingga penampilan drone dan penerbangan lampion sebagai simbol spiritualitas. Diperkirakan lebih dari 90.000 pengunjung akan hadir untuk menyaksikan acara yang dipenuhi dengan harmoni antar umat beragama ini. Selain itu, berbagai aktivitas sosial juga akan dilakukan seperti pemeriksaan kesehatan gratis.
Dalam rangkaian acara tersebut, para peserta akan mengikuti prosesi ibadah di beberapa lokasi sejarah. Puncak acara jatuh pada tanggal 12 Mei, dengan serangkaian ritual yang dimulai dari pagi hari di Candi Mendut hingga siang hari di Candi Borobudur. Malam harinya akan ditandai dengan penerbangan ribuan lampion serta pertunjukan spektakuler oleh ratusan drone.
Acara ini dirancang untuk memadukan elemen-elemen tradisional dan modern. Ritual peribadatan yang melibatkan semua aliran Buddhis akan menjadi inti dari perayaan ini. Setelah upacara selesai, pengunjung dapat menikmati tontonan visual dari penerbangan 2.569 lampion yang melambangkan makna spiritual Tri Suci Waisak. Tak hanya itu, pertunjukkan drone yang terdiri dari 450 unit akan memberikan hiburan bagi para tamu undangan maupun masyarakat umum. Penyelenggara telah menjual tiket awal sebanyak 4.000 lembar dalam waktu singkat, sehingga jumlah tiket tambahan telah disiapkan untuk menampung lebih banyak penonton.
Tidak hanya menjadi momen spiritual bagi umat Buddha, peringatan ini juga menjadi ajang promosi budaya lokal melalui pasar tradisional. Pasar Medang, sebuah area khusus, akan menampilkan produk-produk UMKM setempat, termasuk kuliner dan cinderamata unik. Lokasi parkir juga telah diperluas untuk menampung lonjakan kunjungan yang diperkirakan mencapai lebih dari 90.000 orang.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, peringatan Waisak 2025 ini menarik perhatian lintas agama. Sebagian besar peserta ternyata berasal dari umat lain, mencerminkan semangat persatuan dan toleransi. Wakil Ketua Panitia, Karuna Murdaya, menyampaikan bahwa acara ini bukan hanya milik umat Buddha, tetapi juga merupakan ruang bagi semua komunitas untuk bersama-sama merayakan nilai-nilai kebersamaan. Untuk mendukung tujuan ini, panitia juga menggelar berbagai program sosial seperti pemeriksaan gigi gratis, operasi katarak, dan operasi minor. Dengan kehadiran biksu dari Tibet, India, dan Thailand, perayaan ini benar-benar menjadi panggung internasional yang memperkuat hubungan antarnegara.