Penemuan baru tentang simbol-simbol kuno di obelisk Mesir telah membuka wawasan yang mendalam tentang sejarah peradaban ini. Monumen berusia 3.300 tahun yang dulunya terletak di Kuil Luxor kini menjadi pusat perhatian akademik setelah diberikan kepada Prancis pada abad ke-19. Saat ini, obelisk tersebut menjulang megah di Place de la Concorde, Paris, dan tetap menyimpan misteri yang menarik untuk dipecahkan.

Dr Jean-Guillaume Olette-Pelletier, seorang ahli mesirologi dari Prancis, berhasil memperoleh akses eksklusif pada akhir tahun 2021 untuk mengamati ukiran tertinggi obelisk ini. Penelitian mendetailnya mengungkapkan adanya tujuh simbol kriptis yang belum pernah dipahami sepenuhnya oleh para ilmuwan modern. Simbol-simbol ini dirancang dengan teknik bahasa yang rumit, termasuk permainan kata-kata, metafora visual, serta pola baca yang sangat inovatif. Ukiran ini sengaja diciptakan agar hanya dapat dimengerti oleh kalangan elit dalam masyarakat Mesir kuno.

Tekstur simbol-simbol tersebut memberikan pandangan tentang legitimasi kekuasaan Firaun Ramses II. Mereka mencerminkan ideologi politik yang mendukung penguasa besar ini sebagai representasi dewa di Bumi. Dr Olette-Pelletier menjelaskan bahwa prasasti-prasasti ini juga menyoroti pentingnya hubungan antara raja dan dewa Amun, melalui persembahan-persembahan ritualistik. Penelitian ini tidak hanya menambah pengetahuan kita tentang budaya Mesir kuno tetapi juga menunjukkan bagaimana seni dan agama digunakan sebagai alat politik untuk memperkuat otoritas monarki. Penemuan ini menegaskan nilai universal dari eksplorasi sejarah: memahami masa lalu membantu kita membangun perspektif lebih baik tentang masa depan manusia secara keseluruhan.