Parlemen Indonesia menekankan perlunya strategi cepat dan tegas guna meredam dampak dari kebijakan tarif impor baru Amerika Serikat (AS). Wakil Ketua Komisi VII DPR, Evita Nursanty, mengusulkan agar pemerintah fokus pada pengembangan industri dalam negeri sebagai tanggapan terhadap langkah proteksionisme perdagangan AS. Dengan defisit perdagangan antara kedua negara mencapai USD14,34 miliar pada 2024, kebijakan ini memengaruhi sejumlah produk ekspor Indonesia. Evita menyatakan bahwa peluang pasar besar di Indonesia justru dapat menjadi momentum untuk memperkuat daya saing industri lokal melalui insentif serta hilirisasi produk.
Dalam suasana politik dagang yang semakin dinamis, langkah-langkah penting telah dirancang oleh pemerintah dan parlemen. Pada Kamis (3/4), Presiden Donald Trump mengumumkan tarif balas dendam sebesar 32% terhadap barang-barang Indonesia. Menanggapi hal ini, Evita Nursanty, anggota fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), menyoroti perlunya upaya komprehensif untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Di tengah tantangan tersebut, pemerintah diminta meningkatkan kualitas produk domestik dengan memberikan dukungan kepada industri yang terkena dampak. Salah satu pendekatan adalah melalui kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang bertujuan untuk mendorong produksi bahan baku lokal sehingga mengurangi ketergantungan terhadap impor. Selain itu, substitusi impor harus dikembangkan secara konsisten guna menjaga ketahanan industri nasional.
Evita juga menekankan pentingnya diplomasi perdagangan melalui forum internasional seperti WTO dan ASEAN. Kolaborasi dengan negara-negara lain yang juga terdampak oleh kebijakan AS diperlukan untuk membentuk strategi bersama. Selain itu, Indonesia perlu memperluas pasar ekspornya ke wilayah-wilayah baru seperti Uni Eropa, Timur Tengah, dan Afrika guna mengurangi ketergantungan pada pasar AS.
Dari perspektif pembaca, laporan ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi dan inovasi dalam dunia perdagangan global. Kebijakan penguatan industri lokal tidak hanya berfungsi sebagai benteng terhadap tekanan eksternal tetapi juga membuka peluang baru dalam ekspansi pasar. Melalui langkah-langkah strategis seperti insentif fiskal, peningkatan kualitas produk, dan diplomasi perdagangan, Indonesia dapat memastikan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. Ini mengajarkan kita bahwa ketangguhan industri domestik adalah kunci dalam menghadapi tantangan global.