Berita
Penjudi Online dengan Pendapatan Rendah Lebih Rentan Terhadap Hutang
2025-05-08

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), ditemukan bahwa sebagian besar pemain judi online memiliki pendapatan bulanan di bawah lima juta rupiah. Data menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk berjudi, bahkan hingga mencapai 73% atau lebih. Ketua PPATK Ivan Yustiavandana menjelaskan bahwa perilaku ini telah meningkat secara signifikan selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, banyak penjudi online juga terlibat dalam pinjaman bank maupun pinjaman daring untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Peningkatan Ketergantungan Judi Online pada Kalangan Berpenghasilan Rendah

Di ibu kota negara, Jakarta, situasi perjudian online menjadi semakin memprihatinkan. Dalam sebuah diskusi daring yang diselenggarakan pada Kamis, tanggal 8 Mei 2025, Ivan Yustiavandana memberikan wawasan tentang tren yang berkembang di kalangan penjudi online. Menurut data yang dikumpulkan pada kuartal pertama tahun 2025, dari total 1.066.000 pemain judi online, sekitar 71% di antaranya memiliki pendapatan bulanan di bawah lima juta rupiah. Fenomena ini tidak hanya menunjukkan adanya ketergantungan finansial pada perjudian tetapi juga mendorong individu untuk mengambil langkah ekstrem demi mempertahankan aktivitas tersebut.

Ketika melihat pola pengeluaran, Ivan menyebutkan bahwa sebagian besar penjudi menggunakan sebagian besar pendapatan mereka untuk deposit judi online. Bahkan ada kasus di mana seseorang yang mendapatkan satu juta rupiah dapat menghabiskan hampir keseluruhan jumlah tersebut untuk bermain judi. Perilaku ini bukanlah fenomena baru, namun intensitasnya terus meningkat sejak tahun 2017.

Lebih lanjut, PPATK juga mengamati hubungan erat antara aktivitas judi online dan utang. Pada tahun 2023, sekitar 2,4 juta dari 3,7 juta pemain judi online memiliki pinjaman bank. Tren serupa terlihat di tahun berikutnya, di mana 3,8 juta dari 8,8 juta pemain judi online mencatat memiliki hutang. Bagi mereka yang tidak memiliki akses ke lembaga perbankan resmi, solusi alternatif seperti pinjaman online (pinjol) sering kali dipilih sebagai cara untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Dengan adanya temuan ini, Ivan menyoroti pentingnya intervensi yang lebih proaktif untuk membantu individu yang terjebak dalam lingkaran setan perjudian dan utang.

Berita ini menawarkan pelajaran penting bagi masyarakat umum. Fenomena penjudi online yang mengorbankan hampir seluruh pendapatannya untuk perjudian menunjukkan betapa mudahnya seseorang bisa terjerumus dalam siklus negatif finansial. Sebagai pembaca, kita diajak untuk lebih waspada terhadap risiko sosial dan ekonomi yang diakibatkan oleh perjudian online. Penting bagi pemerintah dan institusi terkait untuk mengambil tindakan preventif guna melindungi kelompok rentan dari dampak buruk aktivitas ini.

More Stories
see more