Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang dilakukan oleh pemerintah bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga berjalan sesuai rencana pada awal tahun 2025. Program ini memastikan bahwa penggunaan energi tetap terkendali dan tepat sasaran melalui mekanisme digital. Penggunaan teknologi seperti QR Code menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga efisiensi distribusi bahan bakar tersebut. Berdasarkan data hingga Maret 2025, penyerapan kuota untuk jenis Pertalite dan Solar JBT masih berada di bawah batas maksimal yang telah ditentukan.
Upaya untuk meningkatkan akurasi dalam penyaluran BBM subsidi juga didukung oleh sistem pelaporan transaksi menggunakan kode QR. Menurut Heppy Wulansari dari Pertamina Patra Niaga, pengawasan ketat ini berhasil menjaga tren konsumsi agar tidak melampaui batas aman. Data menunjukkan bahwa realisasi penyaluran Pertalite mencapai sekitar 21,9% dari total kuota yang dialokasikan, sementara Solar JBT mencapai angka 22,9%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa pengelolaan energi bersubsidi berlangsung secara efektif tanpa adanya kelebihan pemakaian atau penyimpangan.
Kerja sama lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga terkait turut memperkuat keberhasilan program ini. Koordinasi dengan otoritas migas serta aparat penegakan hukum menjadi elemen kunci untuk menghindari potensi penyalahgunaan distribusi BBM subsidi. Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia semakin mendekati tujuan utamanya yaitu menciptakan akses energi yang adil bagi masyarakat serta menjaga stabilitas harga pasar. Implementasi teknologi canggih seperti aplikasi MyPertamina juga memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memantau dan memanfaatkan layanan energi nasional.