Putra sulung Pangeran William dan Kate Middleton, Pangeran George, sedang menjalani tahap awal persiapannya untuk menjadi penerus takhta kerajaan Inggris. Meskipun masih berusia 11 tahun, ia sudah mulai terlibat dalam kewajiban kenegaraan melalui pendekatan bertahap yang dirancang oleh orang tuanya. Kehadiran George dalam acara Hari Kemenangan Eropa (VE Day) di Istana Buckingham menandai langkah penting dalam proses ini. Selain itu, protokol kerajaan akan semakin diterapkan saat usianya bertambah.
Komitmen William dan Catherine adalah memastikan bahwa anak-anak mereka, termasuk George, dapat menikmati masa kecil dengan seimbang antara tanggung jawab kerajaan dan kehidupan normal. Dengan memperkenalkan nilai-nilai kepemimpinan secara perlahan, mereka berusaha menciptakan fondasi kuat bagi sang pewaris tanpa mengorbankan pengalaman tumbuh sebagai anak biasa.
Pangeran William dan Kate Middleton telah merancang strategi jangka panjang untuk mempersiapkan putra sulung mereka, Pangeran George, menjadi calon raja. Proses ini dimulai dengan melibatkan George dalam acara-acara kenegaraan seperti VE Day, di mana ia berinteraksi dengan para veteran perang. Keterlibatan tersebut bukan hanya formalitas, tetapi merupakan langkah penting untuk membiasakan George pada tanggung jawab besar di masa depan.
Sejak usia dini, Pangeran George telah diajarkan tentang nilai-nilai kepemimpinan, empati, dan tanggung jawab. Menurut sejarawan Robert Lacey, William dan Kate pertama kali memberi tahu George tentang takdirnya pada ulang tahun ketujuhnya, yaitu pada tahun 2020. Langkah ini dilakukan secara hati-hati, menjaga agar anak-anak mereka tetap bisa menikmati masa kecil sambil belajar tentang warisan kerajaan. Dalam momen tersebut, mereka menekankan pentingnya memahami peran besar yang menanti George tanpa memberikan tekanan berlebihan.
Melalui interaksi langsung dengan masyarakat, seperti percakapan mendalam dengan para veteran selama acara VE Day, Pangeran George menunjukkan sikap dewasa dan pengetahuan luas mengenai topik sejarah militer. Ia menyampaikan pertanyaan yang relevan tentang operasi D-Day dan pengalaman hidup di kapal selam, mencerminkan hasil dari pola asuh modern yang dikombinasikan dengan nilai tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa George tidak hanya dipersiapkan secara akademis, tetapi juga secara sosial dan emosional untuk menghadapi tugas-tugas besar di masa depan.
Sementara itu, William dan Catherine sangat berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan kerajaan dan pengalaman normal bagi Pangeran George. Mereka ingin memastikan bahwa putra sulung mereka dapat menikmati masa kecil tanpa terlalu banyak beban. Oleh karena itu, George aktif berpartisipasi dalam kegiatan sekolah inklusif, olahraga, serta acara keluarga lainnya seperti menonton pertandingan dan menghadiri acara budaya.
Dengan demikian, meskipun protokol kerajaan mulai diberlakukan secara bertahap—misalnya larangan bepergian menggunakan pesawat yang sama dengan ayahnya demi keamanan—George tetap memiliki ruang untuk berkembang sebagai anak-anak pada umumnya. Pada usia 11 tahun, ia sudah menunjukkan tanda-tanda kedewasaan melalui perilaku dan sikapnya selama acara-acara resmi. Ini menunjukkan bahwa kombinasi antara pendidikan formal dan pembelajaran praktis berhasil menciptakan fondasi yang kokoh bagi masa depannya sebagai pemimpin Inggris.