Dalam sebuah momen yang menarik, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengungkapkan adanya pertemuan empat mata dengan Presiden Prabowo Subianto. Pertemuan ini terjadi saat pelaksanaan salat Idulfitri di Masjid Istiqlal pada hari Senin (31/3/2025). Selain itu, kehadiran Didit Hediprasetyo, putra Presiden Prabowo, dalam acara halalbihalal di kediaman Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan publik. Meskipun demikian, Pramono memilih untuk merahasiakan isi pembicaraan dengan Prabowo.
Acara halalbihalal di rumah Ketua Umum PDIP tersebut berlangsung sederhana namun penuh makna. Pramono menjelaskan bahwa momen tersebut hanya bertujuan untuk mempererat silaturahmi. Namun, pesan rahasia dari Prabowo membuat suasana menjadi lebih misterius, meski Pramono menyebutnya sebagai "rahasia negara".
Pada kesempatan salat Idulfitri di Masjid Istiqlal, Gubernur Jakarta Pramono Anung memiliki waktu singkat untuk berbicara secara privat dengan Presiden Prabowo Subianto. Pertemuan yang berlangsung tanpa pengiring ini mencuri perhatian banyak pihak karena jarang terjadi di tengah kesibukan mereka masing-masing. Meskipun demikian, detail pembicaraan tetap dirahasiakan oleh Pramono.
Pertemuan singkat tersebut terjadi di tengah-tengah keramaian ibadah umat Islam. Pramono, dengan senyum diplomatisnya, menyebut bahwa percakapan bersama Prabowo tidak boleh dibuka kepada publik. Alasannya, menurut dia, adalah kewajiban menjaga integritas informasi penting yang berkaitan dengan kepentingan nasional. Dengan gestur dua jari dan tatapan mata, Pramono memberikan isyarat bahwa percakapan mereka telah benar-benar dilakukan secara langsung dan privat. Hal ini semakin memunculkan spekulasi tentang apa yang sebenarnya dibicarakan oleh kedua tokoh penting tersebut.
Selain pertemuan privat di Istiqlal, momen halalbihalal di rumah Megawati Soekarnoputri juga menjadi perhatian tersendiri. Acara yang awalnya hanya dimaksudkan untuk mempererat hubungan persaudaraan ini mendapatkan sentuhan istimewa dengan kehadiran Didit Hediprasetyo, putra Presiden Prabowo. Ini mencerminkan upaya lintas generasi untuk membangun harmoni sosial di Indonesia pasca-lebaran.
Di tengah suasana akrab dan santai, Pramono Anung menegaskan bahwa acara tersebut hanyalah ajang silaturahmi biasa tanpa agenda politik tertentu. Namun, keberadaan keluarga besar politik dalam satu ruangan tetap saja menambah rasa penasaran publik. Kehadiran Didit Hediprasetyo di tempat yang sama dengan para pemimpin partai politik utama membuktikan bahwa ada usaha untuk menjembatani perbedaan ideologi demi kebaikan bangsa. Pramono sendiri tampak tenang ketika ditanya soal kemungkinan kolaborasi masa depan, namun ia tetap mempertahankan sikap profesionalitas dengan tidak membocorkan rahasia apapun yang berkaitan dengan negara.