Pesan terakhir dari seorang ayah yang menghadapi kondisi kesehatan serius memberikan pelajaran mendalam tentang nilai-nilai spiritualitas dan peran penting dalam keluarga. Saat almarhum mengalami serangan jantung pada tahun 2022, ia sempat menyampaikan wasiat kepada anaknya, Idham. Pesan singkat ini tidak hanya mencakup kebiasaan spiritual tetapi juga menekankan pentingnya menjaga hubungan antaranggota keluarga. Setelah serangan tersebut, kondisi almarhum semakin memburuk akibat stroke sehingga kemampuan berbicaranya terbatas.
Ketulusan pesan ini mencerminkan esensi kehidupan yang sering kali dilupakan di tengah kesibukan sehari-hari. Dengan meminta agar anaknya tetap setia pada ibadah serta menjaga hubungan harmonis dengan keluarganya, almarhum memberikan contoh nyata tentang bagaimana seseorang dapat meninggalkan warisan spiritual yang abadi meskipun waktu yang tersisa sangat singkat.
Saat almarhum masih mampu berbicara di masa-masa terakhirnya, ia memilih untuk menekankan aspek spiritual sebagai prioritas utama. Ia meminta Idham untuk selalu menjaga ibadah shalat, sebuah amalan yang dianggap sebagai fondasi utama kehidupan spiritual. Pesan ini bukan sekadar pengingat biasa, tetapi lebih kepada harapan bahwa nilai-nilai agama akan menjadi panduan hidup bagi anak-anaknya di masa depan.
Lebih dari itu, pesan singkat ini mengandung makna mendalam tentang pentingnya konsistensi dalam beribadah. Shalat, sebagai salah satu rukun Islam, dianggap sebagai simbol komitmen seseorang terhadap keyakinannya. Almarhum tidak hanya ingin melihat anak-anaknya menjalani ritual secara mekanis, tetapi juga penuh kesadaran akan arti spiritual di balik setiap gerakan dan doa. Melalui permintaan ini, almarhum berharap agar nilai-nilai agama dapat membimbing mereka dalam menghadapi segala tantangan hidup.
Tidak hanya soal spiritualitas, almarhum juga menekankan pentingnya menjaga hubungan antaranggota keluarga. Ia meminta Idham untuk merawat adik-adiknya, ibunya, dan bahkan istrinya sendiri. Hal ini mencerminkan betapa eratnya koneksi emosional yang dimiliki oleh seorang kepala keluarga terhadap anggota keluarganya. Pesan ini menjadi pengingat bahwa keluarga adalah sistem pendukung utama dalam kehidupan manusia.
Dalam konteks sosial modern yang sering kali diwarnai oleh kesibukan individu, pesan ini mengajak kita untuk kembali merefleksikan arti penting dari solidaritas keluarga. Almarhum tidak hanya meminta Idham untuk menjaga hubungan secara fisik, tetapi juga secara emosional dan psikologis. Ini berarti bahwa setiap anggota keluarga harus saling mendukung, baik dalam keadaan suka maupun duka. Dengan menjaga ikatan keluarga, seseorang dapat menemukan kekuatan batin yang diperlukan untuk menghadapi berbagai ujian kehidupan. Warisan ini bukan saja milik Idham, tetapi juga merupakan teladan bagi semua orang yang mendengarnya.