Organisasi lingkungan Ecoton Foundation mengungkapkan temuan bahaya mikroplastik dalam produk teh celup yang sering dikonsumsi masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa merek populer mengandung partikel fiber sintetis, seperti polietilen dan nylon, yang dapat dilepaskan saat diseduh dengan air panas. Selain itu, dampak negatif terhadap kesehatan akibat paparan mikroplastik juga dijelaskan secara mendetail.
Kajian terbaru menemukan adanya bahan sintetis dalam struktur kantong teh celup dari berbagai merek ternama. Polimer seperti polietilen dan nylon digunakan untuk meningkatkan ketahanan kantong teh terhadap air panas. Namun, penelitian menunjukkan bahwa bahan ini dapat melepaskan mikroplastik selama proses penyeduhan.
Berdasarkan hasil analisis, kedua polimer tersebut tidak hanya memberikan daya rekat pada kantong teh tetapi juga memungkinkan pelepasan partikel mikroplastik ke dalam minuman saat seduhan mencapai suhu 95°C. Hal ini terjadi karena sifat polimer yang mudah rusak akibat panas tinggi. BPOM RI sebelumnya telah menjelaskan bahwa penggunaan plastik polietilen pada kantong teh bertujuan untuk mempermudah proses penyegelan. Meskipun demikian, efek jangka panjang dari kontaminasi ini menjadi perhatian serius bagi kesehatan publik.
Menghadapi ancaman kontaminasi mikroplastik, Ecoton menyarankan penggunaan metode tradisional dalam menyeduh teh. Metode ini melibatkan penyaring stainless steel atau teko kaca sebagai alternatif alami dan aman bagi tubuh.
Ecoton menekankan pentingnya kembali kepada cara penyeduhan teh tradisional menggunakan daun teh asli tanpa kemasan plastik. Dengan pendekatan ini, risiko kontaminasi mikroplastik dapat diminimalkan. Selain itu, solusi ramah lingkungan ini juga membantu mengurangi limbah plastik. Penggunaan alat-alat modern seperti french press atau penyaring logam dapat menjadi pilihan ideal bagi mereka yang ingin menikmati teh tanpa khawatir akan dampak buruk terhadap kesehatan maupun lingkungan.