Barang mewah kini semakin dianggap sebagai peluang investasi yang menarik. Produk desainer dari berbagai merek ternama telah menunjukkan peningkatan nilai secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Laporan dari platform perdagangan barang bekas Rebag menyebutkan bahwa nilai tas desainer dari label seperti Hermes, Chanel, Goyard, dan Louis Vuitton cenderung meningkat. "Kenaikan ini mencerminkan pergeseran minat konsumen terhadap produk premium yang tidak hanya berguna untuk gaya hidup tetapi juga memiliki potensi pertumbuhan nilai," ujar analis pasar.
Tas mewah ternyata juga menjadi salah satu cara untuk melindungi aset dari tekanan inflasi. Studi yang dilakukan oleh Credit Suisse pada 2022 mengungkapkan bahwa sejumlah tas desainer, terutama model klasik, mempertahankan nilainya dengan sangat baik dari waktu ke waktu. Namun, penting untuk dicatat bahwa tas bukanlah alat investasi tradisional seperti saham atau properti. Hanya beberapa merek tertentu, seperti Hermes Birkin, yang mampu mempertahankan tingkat retensi hingga mendekati 90%. Penelitian lain oleh Baghunter menunjukkan bahwa nilai rata-rata tas Birkin meningkat sekitar 14,2% per tahun antara 1980 hingga 2015. Ini menjadikannya alternatif yang lebih stabil dibandingkan indeks S&P 500 yang memberikan imbal hasil rata-rata 10% setiap tahunnya.
Meskipun demikian, banyak pakar finansial yang enggan menyamakan pembelian tas mewah dengan investasi sejati. Carolyn McClanahan, seorang perencana keuangan bersertifikat dari Life Planning Partners, menekankan bahwa membeli tas mewah lebih cocok disebut sebagai 'pembelian cerdas' daripada investasi. Menurutnya, pandangan ini dapat membantu individu membuat keputusan yang lebih bijaksana tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi pengembalian modal. Dengan pemilihan yang tepat, tas mewah bisa menjadi bagian dari strategi keuangan jangka panjang yang menyenangkan dan bernilai estetika tinggi.