Orang Jepang terkenal dengan umur panjang mereka, di mana rata-rata harapan hidup penduduknya mencapai lebih dari 100 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dan pola makan berkontribusi signifikan pada fenomena ini. Namun, faktor lain yang menarik perhatian para ilmuwan adalah kemungkinan keterkaitan antara golongan darah dan proses penuaan. Studi yang dilakukan mengindikasikan bahwa individu dengan golongan darah B mungkin memiliki potensi untuk hidup lebih lama.
Dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2004, para ahli membandingkan 269 orang berusia lebih dari 100 tahun di Tokyo. Hasilnya, ditemukan bahwa mereka yang memiliki golongan darah B mungkin mengalami proses penuaan yang lebih lambat dibandingkan dengan golongan darah lainnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada sel darah merah mereka dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A. Ahli biologi percaya bahwa mekanisme regenerasi dan perbaikan sel yang lebih baik menjadi salah satu alasan utama.
Selain itu, penelitian terbaru dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland pada tahun 2022 menemukan bahwa orang dengan golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi mengalami stroke sebelum usia 60 tahun. Sementara itu, golongan darah B dan O dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih rendah. Meskipun demikian, para peneliti menekankan bahwa masih diperlukan studi lanjutan untuk mengonfirmasi hubungan ini dengan sampel yang lebih besar.
Dari perspektif seorang jurnalis, penelitian ini menawarkan pandangan baru tentang bagaimana faktor genetik dapat mempengaruhi kesehatan dan umur seseorang. Meskipun hasil awal menjanjikan, penting untuk tetap skeptis dan menunggu bukti ilmiah yang lebih kuat. Bagi pembaca, informasi ini bisa menjadi dorongan untuk menjaga pola hidup sehat, karena faktor-faktor tersebut tetap merupakan kunci utama dalam mencapai umur panjang dan kualitas hidup yang baik.