Pasar
Rebound IHSG Didorong Kebijakan Relaksasi Buyback
2025-03-20

Pasar saham Tanah Air mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan Kamis (20/3/2025) setelah Otoritas Jasa Keuangan menerapkan kebijakan relaksasi buyback. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melonjak 2%, dengan sejumlah saham konglomerat menjadi pendorong utama kenaikan tersebut. Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia dan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan.

Selain itu, para investor masih mencermati berbagai faktor lainnya seperti kondisi ekonomi global dan domestik. Meskipun ada harapan bahwa ketidakpastian mulai mereda, namun beberapa pihak tetap waspada terhadap potensi ancaman yang bisa mengguncang stabilitas pasar.

Kebangkitan Pasar Saham Nasional

Pasar modal Indonesia menunjukkan performa positif dengan rebound IHSG yang didukung oleh kebijakan baru dari Otoritas Jasa Keuangan. Pada pagi hari, indeks utama naik hampir dua persen, membawa optimisme bagi pelaku pasar. Aktivitas transaksi meningkat tajam, mencerminkan antusiasme investor terhadap prospek pemulihan.

Dalam sesi perdagangan ini, lebih dari tiga ratus saham bergerak di zona hijau, menunjukkan dominasi pembelian yang kuat. Beberapa saham unggulan milik konglomerat besar turut andil dalam mendorong reli pasar. Selain itu, nilai transaksi mencapai angka triliunan rupiah, melibatkan miliaran saham dalam ribuan kali transaksi. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas pasar cukup baik meski sebelumnya sempat dilanda volatilitas.

Relaksasi buyback yang diberlakukan oleh regulator memberikan fleksibilitas kepada perusahaan untuk melakukan repatriasi saham sendiri guna meningkatkan harga saham mereka di pasar. Ini menjadi salah satu alasan utama mengapa investor asing maupun lokal mulai kembali masuk ke pasar saham Indonesia. Dengan adanya kebijakan ini, perusahaan memiliki ruang lebih luas untuk menjaga daya tarik saham mereka di mata investor.

Faktor Eksternal Mempengaruhi Stabilitas Pasar

Keputusan dari bank sentral domestik dan internasional berperan penting dalam menentukan arah pasar keuangan Tanah Air. Suku bunga acuan yang dipertahankan oleh Bank Indonesia serta The Fed memberikan sinyal positif bagi para pelaku pasar. Akan tetapi, ada juga tantangan yang harus diwaspadai, seperti potensi resesi di Amerika Serikat yang disampaikan oleh The Fed.

Gubernur BI menyatakan bahwa keputusan mempertahankan tingkat suku bunga adalah langkah strategis untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Target inflasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi fokus utama dalam pengambilan kebijakan ini. Dengan menjaga kurs rupiah tetap stabil serta mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai proyeksi, diharapkan pasar dapat pulih secara bertahap.

Di sisi lain, investor juga harus memantau perkembangan data ekonomi lainnya seperti uang beredar M1 di Indonesia dan update pasar tenaga kerja AS. Kombinasi dari semua sentimen ini akan menentukan apakah tren positif di pasar saham dapat berlanjut atau tidak. Meskipun ada optimisme, para pelaku pasar tetap perlu berhati-hati terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul dari dinamika global dan domestik.

More Stories
see more