Pada awal pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hingga mencapai 7%. Namun, keadaan berbalik pada hari Rabu (19/3/2025), ketika indeks berhasil bangkit dengan kenaikan signifikan sebesar 1,42% dan menutup di posisi 6.311,66. Kegiatan perdagangan saham mencatat angka transaksi yang cukup besar, mencapai Rp 13,94 triliun melalui lebih dari satu juta transaksi. Meskipun investor asing tetap menjadi pihak yang melakukan aksi jual bersih, ada beberapa sektor yang masih menunjukkan potensi positif.
Pada hari tersebut, pasar saham Indonesia mencatat aktivitas yang cukup dinamis. Dari total 957 saham yang diperdagangkan, sebanyak 368 saham menguat, sementara 225 lainnya melemah. Investor asing memilih untuk menjual bersih sebesar Rp910,33 miliar di seluruh pasar, dengan fokus utama pada perusahaan-perusahaan besar seperti PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Aksi penjualan ini tercatat dalam perdagangan reguler, namun mereka juga melakukan pembelian bersih di pasar negosiasi.
Berbagai saham unggulan menjadi target utama aksi jual oleh investor asing. Beberapa di antaranya adalah saham perbankan seperti BCA, BNI, dan BRI, serta emiten telekomunikasi seperti Telkom Indonesia. Selain itu, saham-saham dari sektor sumber daya alam seperti Alamtri Resources Indonesia juga masuk dalam daftar penjualan bersih tertinggi.
Dalam konteks nilai transaksi, meskipun investor asing cenderung bearish, volume perdagangan yang tinggi menunjukkan bahwa minat domestik terhadap pasar modal Indonesia tetap kuat.
Di sisi lain, rebound IHSG membawa harapan baru bagi para pelaku pasar. Hal ini tercermin dari jumlah saham yang menguat lebih banyak dibandingkan dengan yang melemah, serta partisipasi aktif dari berbagai kalangan investor lokal.
Dengan demikian, meskipun tekanan dari luar negeri masih terasa, sentimen positif mulai muncul di tengah pemulihan pasar.
Rebound IHSG kali ini memberikan pelajaran penting bagi para pelaku pasar. Pertama, volatilitas pasar tidak selalu menjadi indikator negatif, tetapi dapat menjadi kesempatan bagi investor cerdas untuk memanfaatkan momen pembelian atau penjualan. Kedua, dominasi aksi jual oleh investor asing tidak sepenuhnya menentukan arah pasar, karena investor domestik memiliki andil besar dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan pasar modal.
Dari perspektif pembaca, laporan ini mengingatkan kita tentang pentingnya diversifikasi portofolio dan pengelolaan risiko. Meskipun kondisi pasar bisa berubah dengan cepat, pendekatan analitis dan strategis tetap menjadi kunci sukses dalam investasi jangka panjang.