Gaya Hidup
Riwayat Kata 'Garong' di Indonesia dan Maknanya dalam Sejarah
2025-03-15

Banyak istilah yang digunakan masyarakat Indonesia untuk menggambarkan tindakan kriminal seperti pencurian atau perampokan. Salah satu kata yang sering terdengar adalah "garong". Istilah ini memiliki latar belakang sejarah yang menarik, bermula dari masa-masa awal kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1945, ketika situasi politik dan sosial masih sangat tidak stabil, kelompok-kelompok tak resmi mulai bermunculan untuk memanfaatkan kekacauan. Mereka bergerak secara kolektif tanpa afiliasi dengan pasukan militer Indonesia ataupun laskar-laskar lainnya. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai garong. Sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer pernah menyebut bahwa kata ini sebenarnya merupakan singkatan dari "gabungan romusha ngamuk". Awalnya, dia mengira bahwa kata tersebut berasal dari bahasa Jawa, namun setelah mendapatkan penjelasan, barulah terungkap asal-usul sebenarnya.

Di tengah vakum kekuasaan dan minimnya pengawasan aparat keamanan, kelompok garong melakukan aksi perampokan di berbagai wilayah. Tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga hingga Jawa Tengah. Para pelaku biasanya menggunakan jimat sebagai alat perlindungan diri, percaya bahwa hal itu dapat memberikan mereka kekebalan. Penelitian oleh sejarawan Anthony E. Lucas menunjukkan bahwa kelompok garong juga aktif di daerah seperti Brebes, Tegal, dan Pemalang. Namun, karena sifatnya yang meresahkan, baik pihak Belanda maupun Indonesia sama-sama mencoba membasmi kelompok ini. Sejak saat itu, kata "garong" menjadi sinonim umum untuk pencuri atau perampok di kalangan masyarakat luas.

Kehadiran istilah garong di masa lalu mencerminkan betapa kompleksnya situasi sosial dan politik pada periode awal kemerdepan. Meskipun lahir dari konteks negatif, penting bagi kita untuk memahami akar historis di balik penggunaan kata-kata tertentu. Dengan mengetahui sejarah, kita dapat lebih bijaksana dalam menyikapi fenomena sosial yang ada dan menjaga agar masa depan bebas dari perilaku yang merugikan sesama.

More Stories
see more