Pasar
Rupiah Melemah Akibat Kebijakan Tarif Impor Mobil oleh Amerika Serikat
2025-03-27

Mata uang Indonesia, rupiah, mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah pengumuman pemerintah AS untuk memberlakukan tarif dagang baru. Pengaruh kebijakan ini menyebabkan pergerakan signifikan di pasar valuta asing, dengan indeks dolar AS juga turun tipis. Pemerintah Indonesia berusaha menstabilkan kondisi ekonomi melalui langkah deregulasi dan memperbaiki kinerja ekspor untuk mengimbangi tekanan eksternal.

Pada Kamis (27/3/2025), nilai tukar rupiah dibuka melemah sebesar 0,09% terhadap dolar AS, mencapai Rp16.590 per dolar. Penurunan ini dipicu oleh kebijakan Presiden Donald Trump yang memutuskan untuk menerapkan tarif sebesar 25% pada kendaraan bermotor impor dari negara-negara luar AS. Langkah tersebut bertujuan untuk mendorong produksi dalam negeri serta melindungi industri otomotif domestik.

Trump menjelaskan bahwa kendaraan yang diproduksi di AS tidak akan dikenakan tarif apapun. Kebijakan ini dijadwalkan mulai berlaku pada awal April mendatang, sehingga dampaknya dirasakan secara langsung oleh mitra dagang utama AS, termasuk Indonesia. Selain itu, ketidakpastian akibat tarif tambahan yang akan diberlakukan pekan depan juga menjadi faktor penekan nilai rupiah.

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) sempat turun tipis pada pagi hari, namun tetap berada di level tinggi. Hal ini mencerminkan respons pasar terhadap kebijakan perdagangan global yang semakin ketat. Meskipun demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Ia menekankan perlunya deregulasi serta percepatan proses perizinan untuk mempermudah aktivitas perdagangan internasional.

Pasar valuta asing memang cenderung fluktuatif, namun pemerintah telah mempersiapkan strategi jangka panjang untuk menguatkan posisi rupiah. Dengan fokus pada peningkatan ekspor dan kemudahan bisnis, Indonesia berharap dapat meredam dampak negatif dari kebijakan perdagangan AS.

Kebijakan tarif impor mobil oleh AS membawa tantangan besar bagi mata uang regional, termasuk rupiah. Namun, upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing ekonomi domestik diyakini dapat meminimalisir dampak negatif dari gejolak pasar global. Keberlanjutan reformasi struktural menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di masa mendatang.

More Stories
see more