Prajurit TNI Angkatan Laut, Laksamana Muda (Purn) Mulyadi, dikenal sebagai tokoh militer dengan rekam jejak yang gemilang. Pria kelahiran Malang ini meniti karier militernya sejak lulus dari Akademi Angkatan Laut pada tahun 1985. Selama kariernya, ia terlibat dalam berbagai operasi strategis, termasuk pengamanan referendum Timor Timur pada 1999. Selain itu, Mulyadi juga mengikuti pendidikan formal dan non-formal untuk meningkatkan kompetensinya, baik di bidang militer maupun akademik.
Dalam perjalanan kariernya, Mulyadi menempati posisi penting seperti Kasubdis Teknokap Dismatal, Aslog Danlantamal V, hingga Staf Khusus KSAL. Operasi-operasi besar, seperti pengamanan SU MPR 1997 dan latihan gabungan internasional lainnya, menjadi bagian dari pengalamannya. Semua ini menjadikan Mulyadi salah satu pemimpin strategis di TNI Angkatan Laut.
Mulyadi tidak hanya bergantung pada pelatihan dasar militer namun juga mengejar pendidikan akademik untuk memperluas wawasannya. Ia meraih gelar Sarjana Perikanan dan Magister Administrasi Publik, yang melengkapi pengetahuannya dalam manajemen publik dan sains maritim. Di samping itu, ia mengikuti serangkaian pelatihan lanjutan, mulai dari Sus Suspaja hingga pendidikan stategis tingkat tinggi seperti Sesko TNI.
Pengalaman lapangan Mulyadi sangat beragam. Ia turut ambil bagian dalam Operasi Penyeberangan KRI WIR-379 dari Jerman ke Indonesia pada 1994, pengamanan acara-acara nasional, serta latihan bersama negara-negara tetangga seperti Filipina dan Australia. Salah satu tugas paling signifikan adalah pengamanan jajak pendapat referendum Timor Timur pada tahun 1999, yang menjadi momen penting dalam sejarah politik regional. Kesuksesan dalam setiap misi ini mencerminkan kemampuan adaptasi dan kepemimpinan yang dimiliki oleh Mulyadi.
Dalam struktur organisasi TNI Angkatan Laut, Mulyadi menempati berbagai posisi strategis yang menunjukkan kepercayaan institusi terhadap kapasitasnya. Mulai dari jabatan administratif seperti Kasubdis Teknokap Dismatal pada 2006 hingga jabatan logistik seperti Aslog Pangarmatim pada 2010, kontribusinya membawa perubahan positif dalam efisiensi operasional. Setiap posisi yang diemban selalu dilakukan dengan dedikasi tinggi.
Berkat pengalaman panjangnya, Mulyadi dipercaya menduduki posisi penting seperti Kadisadal pada 2012 dan Asisten Logistik KSAL pada 2016. Puncak kariernya adalah ketika ia ditunjuk sebagai Staf Khusus KSAL pada 2019 sebelum pensiun. Dalam setiap tanggung jawabnya, Mulyadi mampu menyatukan aspek teknis dan manajerial, sehingga memberikan dampak signifikan bagi perkembangan TNI Angkatan Laut. Jejak profesionalnya tetap menjadi inspirasi bagi generasi penerus di dunia militer Indonesia.