Berita
Serangan Brutal di Tepi Barat: Suara yang Terpinggirkan
2025-03-29

Dalam sebuah insiden yang mengejutkan, sekelompok pemukim Israel dilaporkan melakukan serangan kejam terhadap warga Palestina di wilayah Masafar Yatta, Tepi Barat. Serangan ini melukai parah seorang anak laki-laki berusia 17 tahun, Qusai, dengan menggunakan tongkat logam. Insiden ini mendapatkan perhatian luas setelah pengungkapan dari sutradara dokumenter ternama, Yuval Abraham. Ia menyoroti ketidakadilan yang dialami korban serta membongkar narasi salah yang disampaikan oleh sebagian media dan otoritas Israel.

Abraham juga mengkritik keras Academy Award karena tidak menyebutkan nama rekan kerjanya, Hamdan Ballal, dalam sebuah permintaan maaf resmi. Video rekaman insiden tersebut menunjukkan aksi brutal para pemukim bertopeng, yang didukung oleh kesaksian saksi mata seperti Oula Awad. Rekaman ini menjadi bukti kuat atas ketidakbenaran pernyataan resmi pasukan Israel terkait serangan di desa Jinba pada hari Jumat (28/3/2025).

Perspektif Korban: Dampak Serangan yang Tak Terlihat

Insiden serangan di Tepi Barat menyoroti kisah penderitaan keluarga Palestina yang menjadi korban kekerasan tanpa ampun. Seorang remaja bernama Qusai menjadi sasaran serangan brutal dengan menggunakan alat tajam dan logam, meninggalkan trauma fisik dan psikologis bagi dirinya dan keluarganya. Ibunya, Oula Awad, menyaksikan langsung adegan mengerikan ini saat putranya sedang melakukan aktivitas rutin di pagi hari.

Kronologi kejadian dimulai ketika sejumlah kendaraan memasuki desa Jinba dengan kecepatan tinggi. Para pemukim bertopeng keluar dari mobil-mobil tersebut, membawa tongkat pemukul dan senjata lainnya. Salah satu saksi mata menggambarkan bagaimana suara teriakan wanita-wanita Palestina memenuhi udara saat pemukim mulai menyerang rumah-rumah penduduk. Anak laki-laki berusia 17 tahun itu menjadi korban utama serangan, dengan ibunya mencoba menahan tangisan di tengah situasi yang begitu genting. Kekerasan ini tidak hanya melukai tubuh Qusai, tetapi juga meruntuhkan rasa aman bagi seluruh warga desa.

Pembongkaran Narasi Salah: Kritik Publik terhadap Otoritas

Narasi yang diberikan oleh pihak-pihak tertentu sering kali tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya. Sutradara dokumenter Yuval Abraham menjadi salah satu suara yang menonjol dalam pembongkaran narasi salah tersebut. Ia menyoroti bagaimana insiden serangan ini direduksi atau bahkan distorsi oleh beberapa media lokal. Pernyataan resmi dari pasukan Israel pun dipertanyakan akurasinya berdasarkan bukti video dan kesaksian langsung dari para saksi mata.

Abraham menegaskan pentingnya memberikan ruang kepada korban untuk bercerita. Dia juga menyoroti perlakuan diskriminatif yang dialami oleh rekan kerjanya, Hamdan Ballal, yang namanya diabaikan dalam sebuah permintaan maaf resmi oleh Academy Award. Narasi salah yang tersebar cenderung membenarkan tindakan pemukim, padahal rekaman video jelas menunjukkan bahwa mereka adalah pelaku utama serangan. Selain itu, aksi bertopeng para pemukim menunjukkan niat buruk mereka untuk menghindari identifikasi. Situasi ini memicu kritik luas terhadap otoritas Israel yang gagal melindungi warga sipil Palestina dari ancaman kekerasan sistemik.

More Stories
see more