Pergerakan harga minyak mentah global mengalami stabilitas pada perdagangan awal pekan ini, dengan fokus utama terletak pada kemajuan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina. Potensi peningkatan pasokan minyak Rusia ke pasar internasional menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi dinamika harga. Sebelumnya, sanksi Amerika Serikat terhadap Iran dan strategi produksi OPEC+ telah memberikan dorongan positif bagi harga minyak minggu lalu.
Dalam perkembangan terbaru, pertemuan diplomatik AS-Rusia dijadwalkan untuk membahas rencana penghentian konflik di wilayah Laut Hitam. Selain itu, evaluasi terhadap tren produksi OPEC+ setelah April juga turut memengaruhi keputusan investor. Meskipun ada ekspektasi pelonggaran sanksi atas ekspor minyak Rusia, para pelaku pasar tetap berhati-hati karena faktor-faktor lain seperti produksi Kazakhstan dan dampak sanksi baru terhadap Iran masih memainkan peran penting.
Negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina mulai menunjukkan tanda-tanda signifikan, menciptakan harapan akan pelonggaran sanksi terhadap minyak Rusia. Hal ini menjadi salah satu alasan utama stabilitas harga minyak dunia saat ini. Para analis menyebut bahwa kemajuan dalam pembicaraan tersebut dapat meredakan ketegangan geopolitik dan meningkatkan pasokan minyak ke pasar global.
Investor kini mengamati langkah-langkah konkret yang diambil oleh delegasi Amerika Serikat dalam menjalin komunikasi dengan pihak Rusia dan Ukraina. Pertemuan Senin ini bertujuan untuk mencari solusi permanen terkait konflik di wilayah Laut Hitam. Sebagai dampak langsung dari proses ini, harga minyak Brent dan WTI cenderung melemah seiring harapan adanya penghapusan atau pelonggaran sanksi atas ekspor minyak Rusia. Namun, tekanan tetap ada akibat ketidakpastian masa depan terkait implementasi kesepakatan tersebut.
OPEC+ terus memperbarui strategi produksinya guna menyesuaikan dengan fluktuasi permintaan global. Pengurangan produksi yang direncanakan melampaui peningkatan bulanan yang telah dijadwalkan sejak April mendatang menjadi indikator kuat tentang upaya organisasi ini untuk menjaga keseimbangan pasar. Di sisi lain, produksi rekor Kazakhstan yang melebihi kuota OPEC+ menambah kompleksitas situasi.
Sejak 2022, OPEC+ secara kolektif telah memangkas produksi hingga 5,85 juta barel per hari, yang setara dengan 5,7% dari total pasokan energi dunia. Langkah ini bertujuan untuk mengimbangi kelebihan produksi yang terjadi sebelumnya. Sementara itu, sanksi baru AS terhadap Iran mulai menunjukkan efek nyata, dengan pengiriman minyak Iran ke Tiongkok diperkirakan turun dalam waktu dekat. Namun, para pedagang percaya bahwa cara-cara alternatif akan ditemukan untuk menjaga aliran minyak Iran tetap stabil di pasar.