Pasar modal Indonesia mengawali pekan ini dengan penurunan tajam pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indikator utama pasar saham Tanah Air ini mencatat koreksi signifikan, bahkan sempat menyentuh level terendah dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan tersebut didorong oleh berbagai faktor, termasuk antisipasi pengumuman penting terkait lembaga investasi negara, Danantara, serta persiapan libur Lebaran yang membuat aktivitas transaksi menjadi lesu. Selain itu, emiten-emiten besar juga turut menunjukkan performa melemah, terutama sektor perbankan dan BUMN.
Bursa saham Indonesia dibuka dengan tekanan kuat, di mana IHSG anjlok hingga lebih dari 3% hanya satu jam setelah perdagangan dimulai. Pada pukul 10.16 WIB, indeks utama ini tercatat turun 3,56% ke level 6.036. Bahkan, pada titik terdalamnya, IHSG sempat menyentuh level 5.900-an sebelum akhirnya rebound ke angka 6.102, namun tetap melemah sekitar 2,46%. Penurunan ini dipicu oleh sejumlah emiten blue chip yang mengalami koreksi signifikan.
Selain itu, investor juga memperhatikan pengumuman resmi kepengurusan Danantara yang akan dilakukan hari ini. Lembaga ini diresmikan pada awal tahun ini dengan initial funding sebesar US$ 20 miliar dan akan menaungi tujuh BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, BRI, PLN, dan Pertamina. Keputusan ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap pasar modal nasional.
Di sisi lain, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Himbara yang dijadwalkan minggu ini juga menambah ketidakpastian pasar. Empat bank milik negara, yakni BRI, Mandiri, BNI, dan BTN, akan menggelar RUPST untuk menetapkan kepengurusan baru serta membahas strategi ke depan dan pembagian dividen.
Dengan fokus investor yang mulai bergeser menuju libur Lebaran, diperkirakan aktivitas perdagangan di minggu-minggu mendatang akan cenderung sepi. Hal ini tercermin dari net foreign sell yang telah mencapai Rp19,85 triliun dalam sebulan terakhir dan total keluar masuk asing sebesar Rp30,82 triliun sejak awal tahun 2025.
Melihat dinamika pasar saat ini, para pelaku pasar memprediksi bahwa IHSG masih berpotensi mengalami pelemahan di masa depan. Meski demikian, beberapa analis optimistis bahwa momentum pemulihan dapat terjadi setelah libur panjang Lebaran, tergantung pada langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah dan korporasi besar di Tanah Air.