Penerapan sistem operasional baru di pelabuhan feri Bakauheni ditujukan untuk mempercepat proses penyeberangan. Direktur Utama PT ASDP Ferry Indonesia, Heru Widodo, menjelaskan bahwa skema Tiba Bongkar Berangkat (TBB) akan diperluas ke enam dermaga dalam waktu dekat. Saat ini, hanya tiga dari tujuh dermaga yang menggunakan skema tersebut. Penggunaan enam dermaga dengan sistem TBB bertujuan untuk mengatasi lonjakan kendaraan selama musim mudik.
Kebijakan ini berdampak pada pengalihan fungsi kapal-kapal feri yang melayani rute Pulau Bakauheni-Merak. Kapal-kapal tersebut kini hanya difokuskan untuk menyeberangkan penumpang tanpa harus menunggu proses bongkar muatan selesai. Setelah mencapai pelabuhan Merak dan menyelesaikan proses bongkar, kapal langsung kembali ke Bakauheni untuk melanjutkan operasionalnya. Proyeksi arus balik Lebaran 2025 menunjukkan puncaknya terjadi pada malam H+5, yaitu 5 April 2025, dengan perkiraan jumlah kendaraan mencapai 35.000 unit.
Peningkatan signifikan dibandingkan hari sebelumnya, yang hanya mencatat sekitar 28.000 kendaraan, menunjukkan pentingnya persiapan yang matang. Untuk mendukung kelancaran arus balik, PT ASDP Ferry Indonesia juga telah menyiapkan sistem delaying di delapan titik buffer zone dengan total kapasitas hingga 1.560 kendaraan. Lokasi-lokasi ini tersebar di beberapa area strategis seperti rest area jalan tol serta fasilitas umum di sepanjang jalur menuju pelabuhan.
Inovasi dalam manajemen operasional pelabuhan menjadi langkah penting untuk meningkatkan efisiensi layanan transportasi laut. Dengan dukungan teknologi reservasi tiket online dan pengaturan waktu perjalanan yang baik, masyarakat dapat menikmati pengalaman penyeberangan yang lebih nyaman dan aman. Komitmen ASDP untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi diharapkan dapat meminimalisir kemacetan serta meningkatkan kepuasan para pengguna jasa.