Sebuah peristiwa penangkapan menimbulkan kekhawatiran di kalangan akademik Bandung. Organisasi mahasiswa ITB, Keluarga Mahasiswa (KM), turun tangan untuk mendukung seorang mahasiswi yang menjadi tersangka atas kasus terkait konten digital. KM ITB mengambil sikap tegas dengan memberikan dukungan penuh kepada individu tersebut hingga proses hukum selesai.

Pengungkapan awal berasal dari pengurus organisasi seni rupa di kampus tersebut, yang melaporkan insiden penangkapan yang terjadi di sebuah asrama daerah Jatinangor beberapa waktu lalu. Ketua KM ITB, Farell Faiz, menyatakan bahwa pihaknya telah bergerak cepat untuk memberikan pendampingan kepada mahasiswi tersebut. "Kami memastikan bahwa hak-hak SSS dilindungi sepenuhnya selama masa penanganan ini," ujarnya saat ditemui wartawan pekan lalu. Penyebab utama dari tindakan hukum ini diduga berkaitan dengan pembuatan dan distribusi materi satir yang melibatkan tokoh publik.

Kasus ini menyoroti pentingnya pemahaman tentang batasan dalam ekspresi kreatif di era digital. Kepolisian resmi menjelaskan bahwa pasal-pasal terkait Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) digunakan sebagai dasar hukum dalam penanganan kasus ini. Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan bahwa tindakan tersebut memenuhi persyaratan hukum yang ada. Namun, situasi ini juga mendorong diskusi lebih lanjut mengenai keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan regulasi digital. Melalui solidaritas dan dialog, komunitas akademik berharap agar solusi dapat dicapai secara adil dan bijaksana.