Pasar
BI Menjaga Suku Bunga Acuan di Tengah Ketidakpastian Global
2025-03-19

Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI Rate pada 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2025. Keputusan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional melalui pengendalian inflasi, penguatan kurs rupiah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai proyeksi. Gubernur BI Perry Warjiyo menyoroti dampak ketidakpastian ekonomi global akibat perang tarif yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,2%. Meskipun demikian, aktivitas ekonomi domestik tetap terjaga berkat dukungan konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, serta permintaan musiman menjelang Idulfitri.

Pertimbangan Kebijakan dalam RDG Maret 2025

Pada Rabu (19/3/2025), di Kantor Pusat BI Jakarta, Perry Warjiyo mengumumkan kebijakan moneter terbaru yang diputuskan oleh Dewan Gubernur. Dalam suasana penuh tantangan global, rapat ini mencatat bahwa tekanan ekonomi internasional semakin meningkat karena perang tarif antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya. Dampaknya dirasakan di berbagai negara seperti Amerika Serikat sendiri, Eropa, Jepang, India, hingga Tiongkok, yang semuanya menghadapi perlambatan ekonomi.

Berita baik datang dari kondisi ekonomi domestik yang masih kuat meski di tengah ketidakpastian global. Konsumsi rumah tangga menjadi salah satu faktor penopang utama, didukung oleh program pemerintah seperti THR dan belanja sosial. Selain itu, permintaan musiman menjelang hari raya juga memberikan dorongan positif bagi perekonomian. Inflasi inti tetap terkendali pada angka 2,48%, sementara kurs rupiah menguat sebesar 0,94% pada awal Maret 2025 setelah melemah pada bulan sebelumnya.

Untuk memperkuat kebijakan moneter, BI meluncurkan serangkaian strategi baru. Ini termasuk penguatan operasi moneter pro-market dengan mengoptimalkan instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, serta memperluas transaksi repo dan swap valuta asing. Selain itu, intervensi di pasar valas, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) akan diperkuat untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Program digitalisasi dan sistem pembayaran lintas batas juga menjadi prioritas utama guna mendukung inklusi keuangan.

Di tengah situasi ini, BI menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan bahwa kebijakan moneter tetap responsif terhadap perkembangan ekonomi global dan domestik, sehingga dapat menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dari perspektif jurnalis, keputusan ini menunjukkan betapa pentingnya keseimbangan antara stimulasi pertumbuhan ekonomi dan pengendalian risiko volatilitas. Langkah-langkah strategis yang diambil oleh BI tidak hanya menunjukkan kehati-hatian terhadap fluktuasi global, tetapi juga menunjukkan kesadaran akan pentingnya fondasi kuat bagi perekonomian domestik. Melalui kolaborasi dengan pemerintah dan pelaku pasar lainnya, kebijakan ini diharapkan dapat membawa manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya dalam meningkatkan daya saing dan ketahanan ekonomi nasional.

More Stories
see more