Pasar
Rupiah Melemah Signifikan Setelah Keputusan BI Tetapkan Suku Bunga
2025-03-19

Mata uang rupiah mengalami pelemahan tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menahan tingkat suku bunganya. Dalam pengumuman resmi, Gubernur BI menyatakan bahwa kebijakan ini dilakukan sesuai dengan analisis ekonomi makro yang ada. Kebijakan ini sejalan dengan prediksi dari berbagai institusi keuangan, namun tetap memberikan dampak signifikan pada nilai tukar rupiah.

Pengumuman BI Picu Pelemahan Rupiah di Pasar Valas

Di tengah dinamika pasar global, kurs rupiah melorot hingga 0,5% pada hari Rabu (19/3/2025) pukul 14:34 WIB, mencapai level Rp16.515 per dolar AS. Ini merupakan posisi terendah sejak 28 Februari 2025. Pada saat yang sama, indeks DXY, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, juga meningkat menjadi 103,56.

Dalam konferensi persnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Maret 2025 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di angka 5,75%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility tetap dipertahankan di 5%, sementara Lending Facility ditetapkan pada 6,50%. Keputusan ini didasarkan pada evaluasi kondisi ekonomi nasional dan global guna memastikan stabilitas moneter.

Berita ini memberikan pelajaran penting bagi pembuat kebijakan dan investor. Meskipun keputusan untuk menahan suku bunga adalah langkah strategis dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang, efek jangka pendek dapat memengaruhi sentimen pasar. Oleh karena itu, koordinasi yang lebih baik antara regulator dan pelaku pasar sangat diperlukan agar respons terhadap fluktuasi nilai tukar lebih optimal. Bagi masyarakat umum, pemahaman akan volatilitas mata uang membantu dalam pengambilan keputusan finansial yang lebih bijaksana.

More Stories
see more