Pernyataan optimistis dari Gubernur Bank Indonesia (BI) menunjukkan upaya konsisten dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Dalam konferensi pers di Jakarta, Perry Warjiyo menyampaikan bahwa kondisi ekonomi domestik yang positif menjadi landasan kuat bagi penguatan mata uang nasional. Meskipun tekanan global terus berlangsung, inflasi yang tetap terkendali membantu mempertahankan keyakinan pasar terhadap rupiah. Selain itu, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia juga memberikan sinyal positif untuk masa depan.
Tren pergerakan rupiah mengalami fluktuasi signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Setelah mengalami pelemahan pada bulan Februari, kurs rupiah berhasil bangkit dengan peningkatan sebesar 0,94% secara point to point. Kinerja ini mencerminkan ketahanan rupiah dibandingkan dengan mata uang negara-negara mitra dagang utama Indonesia, bahkan lebih stabil dibandingkan beberapa mata uang negara maju luar Amerika Serikat. Namun, pada awal perdagangan hari Rabu, rupiah sempat melemah hingga 0,3% terhadap dolar AS, dipicu oleh ekspektasi hasil Rapat Dewan Gubernur BI dan penguatan indeks dolar AS (DXY).
Pertumbuhan ekonomi yang kuat serta pengelolaan inflasi yang baik menjadi pijakan penting bagi keberlanjutan nilai tukar rupiah. Meskipun tantangan eksternal masih ada, komitmen pemerintah dan bank sentral dalam menjaga stabilitas makroekonomi memberikan harapan besar bagi pemulihan ekonomi nasional. Dengan strategi yang tepat dan respons cepat terhadap dinamika global, Indonesia dapat terus memperkuat posisi dirinya di panggung internasional.