Pengusaha ternama Garibaldi "Boy" Thohir dan perusahaan keluarganya, PT Trinugraha Thohir (TNT), memperluas kepemilikan mereka dalam dua entitas terkait energi batubara, yaitu PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO). Transaksi ini dilakukan melalui pembelian 7,3 juta lembar saham AADI serta program pembelian kembali saham (buyback) oleh ADRO. Langkah ini menunjukkan kepercayaan Boy Thohir terhadap fundamental ekonomi domestik dan prospek kedua perusahaan tersebut, meskipun IHSG sedang mengalami volatilitas.
Dalam periode yang penuh ketidakpastian pasar, Boy Thohir melihat peluang investasi di tengah penurunan harga saham-saham emiten lokal. Di Jakarta, pada awal Maret 2025, dia memutuskan untuk menambah portofolio sahamnya di sektor energi melalui pembelian langsung di AADI. Selain itu, ADRO juga melaksanakan program buyback berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 dan sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan.
Saat ini, saham AADI telah mencatat penurunan signifikan sepanjang tahun ini, yakni 16,72%. Namun, performa harian pada perdagangan Rabu (20/3/2025) menunjukkan rebound sebesar 7,48%. Sementara itu, saham ADRO masih mengalami pelemahan 28,85% secara tahunan, meskipun naik tipis 0,28% pada hari yang sama.
Dengan kondisi pasar yang dinamis, Boy Thohir optimistis bahwa tren negatif ini dapat dimanfaatkan sebagai momen strategis bagi investor untuk meningkatkan kepemilikan mereka. Menurutnya, banyak perusahaan domestik memiliki kinerja finansial yang kuat namun tetap undervalued, sehingga saat ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi.
Secara keseluruhan, langkah ini tidak hanya menunjukkan komitmen pribadi Boy Thohir terhadap potensi pertumbuhan industri batubara nasional, tetapi juga memberikan sinyal positif kepada publik bahwa keyakinan terhadap fundamental ekonomi Indonesia tetap tinggi.
Sebagai seorang wartawan atau pembaca, laporan ini membawa pesan penting tentang pentingnya optimisme dalam situasi pasar yang tidak menentu. Dalam konteks ini, keputusan Boy Thohir untuk menambah investasi menunjukkan keberanian dan visi jangka panjang. Ini juga menjadi contoh bagaimana para pemimpin bisnis dapat memanfaatkan volatilitas pasar bukan sebagai rintangan, melainkan sebagai peluang untuk berkembang.
Berinvestasi di masa sulit memang membutuhkan keberanian, namun dengan analisis mendalam dan keyakinan terhadap fundamental, hasilnya bisa sangat bermanfaat. Bagi masyarakat umum, cerita ini mengajarkan nilai dari pendekatan bijak dalam pengambilan keputusan finansial, bahkan di tengah tantangan ekonomi global.