Penggarapan ulang film animasi legendaris Walt Disney memicu berbagai reaksi dari masyarakat global. Adaptasi live-action ini, yang dirancang sebagai proyek besar dengan anggaran mencapai Rp 4,4 triliun, menghadapi tantangan signifikan sebelum pemutaran perdana di layar lebar. Diskusi terkait rasialitas, politik, dan konflik internasional menjadi sorotan utama dalam kontroversi ini.
Kontroversi yang melingkupi produksi film ini tidak hanya berkaitan dengan isu rasial saja. Sejumlah tokoh sentral dalam film tersebut juga menarik perhatian publik karena sikap mereka di luar dunia akting. Rachel Zegler, selebriti keturunan Kolombia yang memerankan karakter utama, mendapatkan kritik tajam setelah unggahan di media sosial yang dianggap menyerang pendukung Donald Trump. Di sisi lain, Gal Gadot, bintang lain dalam film ini, menuai kecaman dari kelompok pro-Palestina karena dukungan terhadap Israel dalam konflik Gaza. Kedua figur ini bahkan menjadi titik fokus dalam diskusi budaya populer saat ini.
Meskipun banyak hambatan yang dihadapi, para ahli di industri hiburan tetap optimistis bahwa film ini dapat meraih kesuksesan. Menurut Stephen Galloway, dekan sebuah universitas ternama di Amerika Serikat, respons negatif di media sosial sering kali reda jika film tersebut dinilai memiliki kualitas tinggi. Prediksi awal menunjukkan bahwa "Snow White" versi baru bisa membukukan hasil penjualan tiket antara Rp 450 miliar hingga Rp 600 miliar di pasar domestik Amerika Utara. Dengan demikian, pesan positif tentang pentingnya kreativitas dan inklusivitas dalam seni tetap menjadi pelajaran utama dari fenomena ini. Sinema bukan hanya soal angka, namun juga refleksi nilai-nilai universal yang dapat menyatukan berbagai sudut pandang di dunia.