Pada pertengahan tahun 2025, Danantara, perusahaan induk yang memegang saham di berbagai sektor strategis nasional, mengungkapkan bahwa sumber utama modal operasionalnya berasal dari dividen yang diberikan oleh beberapa BUMN. Dividen ini mencapai total hampir Rp60 triliun dari tiga bank pelat merah besar, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia (BNI). Selain itu, kontribusi tambahan datang dari MIND ID, perusahaan holding mineral dan batu bara. Meskipun Telkom Indonesia, Pertamina, dan PLN belum mengumumkan pembagian dividen mereka, asumsi konservatif menunjukkan bahwa Danantara dapat menerima total dividen lebih dari Rp97 triliun dari tujuh BUMN besar.
Dalam periode April 2025, Danantara berhasil mengumpulkan dividen signifikan dari emiten bank pelat merah. Dari BRI, Danantara menerima dividen sebesar Rp27,68 triliun, termasuk pembayaran interim sebesar Rp10,88 triliun. Angka ini didasarkan pada laba bersih konsolidasi BRI sebesar Rp60,15 triliun pada akhir tahun 2024. Pembayaran tersebut dilakukan sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada bulan Maret lalu.
Berikutnya, Bank Mandiri juga memberikan dividen kepada Danantara sebesar Rp22,62 triliun, yang mencerminkan kinerja positifnya selama tahun 2024 dengan laba bersih sekitar Rp55,78 triliun. Sementara itu, BNI menyumbangkan dividen senilai Rp8,37 triliun dari total dividen tunai yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya.
Tak hanya dari sektor perbankan, MIND ID juga melaporkan dividen sebesar Rp11,2 triliun yang sepenuhnya masuk ke negara karena kepemilikannya yang 100% milik pemerintah. Dividen ini kemudian dialihkan ke Danantara sebagai bagian dari reorganisasi struktur kepemilikan di bawah PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero).
Saat ini, Telkom Indonesia, Pertamina, dan PLN masih dalam proses pengumuman pembagian dividen mereka. Jika tren pembayaran dividen tahun lalu dipertahankan, Danantara berpotensi mendapatkan tambahan dividen sebesar Rp37 triliun dari ketiga perusahaan tersebut.
Dengan demikian, total dividen yang akan diterima Danantara dari tujuh BUMN besar diperkirakan mencapai Rp97 triliun. Hal ini menunjukkan pentingnya kontribusi dividen sebagai pendukung keuangan bagi Danantara dalam menjalankan operasinya secara efektif.
Dalam wawancara yang diadakan di Jakarta pada Rabu (7/5/2025), CFO Danantara, Arief Budiman, menekankan bahwa dividen ini menjadi sumber utama modal operasional perusahaan. Ia juga menyoroti komitmen BUMN untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham.
Dari perspektif seorang jurnalis, pencapaian dividen sebesar Rp97 triliun ini menunjukkan betapa kuatnya kontribusi BUMN terhadap perekonomian nasional. Dividen tidak hanya menjadi sumber pendanaan bagi Danantara tetapi juga merupakan simbol tanggung jawab sosial perusahaan pelat merah terhadap negara. Melalui distribusi yang tepat, dana ini dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur, pendidikan, serta program-program lain yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
Bagi pembaca, cerita ini menginspirasi kita untuk memahami pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan transparansi dan pengelolaan yang baik, dividen BUMN dapat menjadi motor penggerak pembangunan nasional di masa depan.