Pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia membantah kabar tentang rencana pemindahan 100 warga Gaza ke negara ini. Laporan tersebut pertama kali muncul dalam media berbahasa Ibrani, JNS, yang menyebutkan adanya program percontohan migrasi sukarela untuk warga Palestina di Gaza. Kabar ini kemudian dipertanyakan oleh pemerintah Indonesia melalui juru bicara Kemlu Rolliansyah Soemirat. Dalam keterangannya, ia menegaskan bahwa tidak ada pembahasan maupun kesepakatan antara Indonesia dengan pihak manapun terkait isu tersebut. Sebagai gantinya, Indonesia saat ini lebih fokus pada upaya mencapai gencatan senjata tahap II di wilayah Gaza serta memastikan distribusi bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi.
Dilansir dari laporan JNS pada Rabu (26/3/2025), sekitar 100 warga Palestina dari Gaza disebut-sebut akan melakukan perjalanan ke Indonesia guna bekerja di sektor konstruksi. Program ini diduga merupakan bagian dari inisiatif percontohan yang diawasi oleh Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT). Program ini dikoordinasikan oleh Mayjen Ghassan Alian dan, jika berhasil, tanggung jawabnya akan dialihkan kepada Direktorat Migrasi rezim Israel yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Israel Katz. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mendemonstrasikan kelayakan migrasi sukarela serta mendorong ribuan warga Gaza untuk mengambil pekerjaan di bidang konstruksi di Indonesia.
Menurut laporan tersebut, meskipun hukum internasional memperbolehkan mereka yang meninggalkan Gaza untuk bekerja dan kembali, tujuan jangka panjang program ini adalah untuk memfasilitasi migrasi jangka panjang, bergantung pada kerja sama Indonesia. Namun, juru bicara Kemlu RI telah secara tegas menyangkal keterlibatan Indonesia dalam rencana tersebut. Peran Indonesia saat ini lebih difokuskan pada diplomasi damai dan penggalangan dukungan global untuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Juru bicara Kemlu Rolliansyah Soemirat juga menekankan bahwa Indonesia sepenuhnya mendukung solusi perdamaian yang berkelanjutan di wilayah konflik Gaza. Fokus utamanya adalah untuk memastikan bahwa penduduk Gaza dapat hidup dengan layak di tanah air mereka sendiri melalui akses bantuan kemanusiaan dan pelaksanaan rekonstruksi yang efektif. Oleh karena itu, semua laporan terkait relokasi warga Gaza ke Indonesia harus dipertimbangkan dengan hati-hati, mengingat tidak adanya diskusi formal antara kedua belah pihak.
Klarifikasi ini menunjukkan pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkan berita yang dapat memicu spekulasi atau salah paham. Indonesia tetap teguh dalam komitmennya untuk menjadi mediator perdamaian di Timur Tengah, sambil terus memberikan dukungan moral dan material bagi rakyat Palestina yang sedang menghadapi tantangan besar.