Penelitian menunjukkan bahwa frasa sederhana yang sering diucapkan oleh orang tua dapat berdampak signifikan pada perkembangan emosional anak. Salah satu ungkapan yang paling banyak digunakan, yaitu "Gak apa-apa kok," ternyata bisa merusak hubungan anak dengan dunia emosional mereka dalam jangka panjang. Reem Raouda, seorang pelatih pengasuhan anak dan advokat kesehatan emosional, mengungkapkan bahwa meskipun frasa ini tampaknya tidak berbahaya, ia memiliki efek negatif yang mendalam. Menurut studi terhadap lebih dari 200 anak, frasa tersebut dapat menyebabkan keraguan diri, membatalkan pengalaman emosional, mempersingkat proses pengaturan emosi, serta menciptakan rasa cinta bersyarat. Oleh karena itu, para ahli menyarankan alternatif frasa yang lebih mendukung agar anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan kuat secara emosional.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Reem Raouda, ditemukan bahwa frasa "Gak apa-apa kok" dapat membawa dampak buruk bagi perkembangan emosional anak. Penelitian ini dilakukan di Jakarta dan melibatkan lebih dari 200 anak-anak. Hasilnya menunjukkan bahwa frasa tersebut, meski dimaksudkan untuk menenangkan, justru dapat membingungkan anak dan memotong proses alami pengaturan emosi mereka.
Seperti dijelaskan oleh Raouda, frasa ini memberi kesan bahwa perasaan anak tidak penting atau bahkan salah. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengajarkan anak untuk meragukan emosi mereka sendiri, membuat mereka kurang mampu mengidentifikasi dan mengelola emosi dengan baik. Selain itu, frasa ini juga dapat menciptakan persepsi bahwa cinta bersyarat—mengharuskan anak untuk menahan emosi mereka demi mendapatkan kasih sayang.
Untuk membantu anak-anak mengatasi situasi emosional dengan cara yang sehat, para ahli merekomendasikan beberapa frasa alternatif. Contohnya adalah "Aku percaya padamu," "Perasaanmu masuk akal," atau "Aku di sini bersamamu." Frasa-frasa ini tidak hanya menenangkan tetapi juga memvalidasi perasaan anak, sehingga mereka merasa didengar dan dipahami.
Reem Raouda menekankan bahwa pendekatan seperti ini sangat penting dalam membentuk fondasi kesehatan mental anak. Dengan menggunakan kata-kata yang tepat, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
Berdasarkan penelitian ini, penting bagi setiap orang tua untuk lebih sadar akan kata-kata yang mereka ucapkan kepada anak. Sebagai jurnalis yang meliput isu ini, saya merasa bahwa pemilihan kata yang tepat bukan hanya soal teknis komunikasi, tetapi juga tentang membangun hubungan yang mendalam dan penuh kasih sayang. Dengan memperhatikan frasa yang kita gunakan, kita bisa membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang lebih tangguh dan stabil secara emosional. Ini adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai bagi masa depan generasi kita.