Dalam dunia olahraga, kasus kematian mendadak terkadang menjadi isu yang mengkhawatirkan. Baru-baru ini, seorang atlet bulutangkis muda asal China meninggal saat berkompetisi di Indonesia akibat henti jantung tiba-tiba. Meskipun olahraga dikenal sebagai cara memperbaiki kesehatan tubuh, penting untuk memahami risiko serta pencegahan agar aktivitas fisik tetap aman. Para ahli menekankan pentingnya menjaga intensitas olahraga sesuai dengan kondisi individu.
Olahraga pada umumnya tidak langsung menyebabkan kerusakan kesehatan. Namun, jika dilakukan tanpa perhitungan atau melampaui batas kemampuan tubuh, hal tersebut dapat membahayakan nyawa. Untuk itu, konsultasi medis sangat disarankan bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit tertentu atau ingin meningkatkan intensitas latihan secara bertahap.
Banyak orang percaya bahwa olahraga adalah solusi universal untuk kesehatan, namun kenyataannya tidak semua jenis olahraga cocok untuk setiap individu. Dr Vireza Pratama dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan menjelaskan bahwa olahraga yang baik adalah olahraga yang sesuai dengan kemampuan fisik seseorang. Terlalu banyak tekanan fisik dapat memicu komplikasi, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.
Dr Vireza juga menegaskan bahwa olahraga bukanlah faktor utama yang memburukkan kondisi kesehatan seseorang. Sebaliknya, aktivitas fisik yang tepat dapat memperbaiki sistem kardiovaskular. Akan tetapi, keberhasilan olahraga bergantung pada apakah pola latihannya telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan tubuh. Misalnya, bagi orang awam, olahraga ringan hingga sedang seperti jogging atau bersepeda lebih direkomendasikan dibandingkan olahraga ekstrem seperti lari maraton tanpa persiapan yang cukup.
Atlet profesional, meski memiliki performa fisik yang lebih tinggi, juga harus mematuhi panduan medis ketika melatih diri. Diet dan program latihan yang dirancang oleh tim medis menjadi elemen penting untuk menjaga keselamatan mereka selama berlatih maupun berkompetisi. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami batasan tubuh masing-masing sebelum memulai olahraga baru. Konsultasi dengan dokter sebelum melakukan olahraga intensif dapat membantu mengurangi risiko cedera atau bahkan kematian mendadak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan durasi olahraga aerobik moderat selama 130-300 menit per minggu bagi orang dewasa. Ini setara dengan 30-60 menit olahraga harian yang dilakukan minimal tiga hingga lima kali seminggu. Dengan rekomendasi ini, orang bisa memastikan bahwa aktivitas fisik mereka tetap dalam batas aman tanpa membebani jantung atau organ tubuh lainnya.
Intensitas olahraga juga harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Bagi individu yang memiliki kondisi medis tertentu, misalnya riwayat penyakit jantung, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga baru. Dokter akan memberikan panduan spesifik tentang jenis olahraga yang aman serta frekuensi yang ideal. Hal ini penting karena kondisi kesehatan setiap orang berbeda-beda, sehingga tidak ada satu ukuran yang pas untuk semua.
Terkait kasus kematian mendadak seperti yang dialami Zhang Zhie Jie, penting untuk dicatat bahwa olahraga ekstrem tanpa persiapan yang matang dapat memicu henti jantung tiba-tiba. Faktor-faktor seperti dehidrasi, suhu lingkungan, dan kelelahan juga berkontribusi pada insiden ini. Oleh karena itu, para pelaku olahraga harus memperhatikan segala aspek yang memengaruhi kesehatan mereka selama aktivitas fisik, termasuk istirahat yang cukup dan konsumsi air secara teratur.