Sebuah video memilukan yang menunjukkan seorang gadis remaja menjadi korban perundungan telah tersebar luas di media sosial. Insiden ini terjadi di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, dan menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Dalam rekaman tersebut, korban mengalami penganiayaan fisik serta perlakuan degradasi lainnya oleh teman sebayanya. Meskipun korban berulang kali meminta maaf, ia tetap diperlakukan dengan kasar hingga dipaksa melakukan tindakan mempermalukan. Kasus ini kini sedang diselidiki oleh kepolisian setempat.
Pada hari Jumat pekan lalu, sebuah insiden mengerikan melibatkan seorang siswi SMP asal Kabupaten Pesawaran terjadi di Kabupaten Pringsewu. Video yang direkam menunjukkan korban, seorang gadis muda, dianiaya secara fisik oleh kelompok sesama remaja. Dalam rekaman yang menyedihkan itu, tampak korban menangis sambil memohon ampun kepada pelaku. Namun, permintaan maafnya tidak membuat pelaku berhenti; justru mereka semakin meningkatkan tingkat kekejaman dengan memaksa korban untuk bersujud dan mencium kaki mereka.
Dalam perkembangan selanjutnya, Kapolres Pringsewu, AKBP Yunnus Saputra, mengonfirmasi insiden tersebut pada Senin (21/4/2025). Menurut informasi yang diterima, keluarga korban telah melapor ke Mapolres Pringsewu pada Sabtu (19/4). Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.
Peristiwa ini menyoroti urgensi perlunya pendidikan karakter dan kesadaran akan bahaya bullying di kalangan anak muda. Pengawasan yang lebih ketat dari pihak sekolah dan orang tua juga sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.
Sebagai seorang jurnalis, saya merasa bahwa insiden ini memberikan pelajaran penting bagi masyarakat tentang pentingnya membangun lingkungan yang aman dan saling mendukung bagi anak-anak. Bullying bukan hanya soal perilaku individu, tetapi juga merupakan cerminan dari sistem sosial yang lebih besar. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan ramah bagi generasi muda.