Pengiriman paket mencurigakan berisi kepala babi dan tikus mati ke kantor redaksi majalah Tempo menjadi sorotan publik. Insiden ini memicu reaksi keras dari Ketua Umum Pasukan Bawah Tanah (Pasbata), David Febrian, yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk provokasi tak terpuji dalam sistem demokrasi modern Indonesia. Menurutnya, aksi seperti itu bertujuan untuk menciptakan ketegangan politik serta memancing konflik antara pihak-pihak tertentu dengan media massa. Pernyataan David juga menekankan pentingnya pengawasan hukum agar pelaku dapat diproses secara transparan.
Pada Senin (24/3/2025), David menyampaikan pandangannya terkait insiden ini kepada wartawan. Ia menjelaskan bahwa tindakan teror tidak hanya mengancam keselamatan jurnalis tetapi juga merusak harmoni sosial yang telah lama dibangun di negara ini. Dalam konteks sejarah, kebebasan pers di Indonesia telah berkembang pesat sejak era Presiden Megawati Soekarnoputri hingga saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. "Pemerintahan kita sangat mendukung hak-hak pers tanpa batasan yang berlebihan," ungkap David. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk melaporkan setiap ancaman atau teror kepada aparat penegak hukum sehingga kasus semacam ini bisa diselesaikan secara profesional.
Lebih lanjut, David menyoroti serangkaian peristiwa mencekam yang dialami oleh kantor Tempo akhir-akhir ini. Pada 19 Maret 2025, sebuah paket misterius berisi kepala babi tanpa telinga dikirimkan kepada Francisca Christy Rosana, seorang jurnalis yang dikenal aktif dalam meliput isu-isu politik. Tidak sampai di situ, pada 22 Maret 2025, staf kebersihan menemukan kardus lain yang berisi enam ekor tikus dengan kondisi kepala terpenggal. Kedua insiden ini menunjukkan pola yang sama yaitu menggunakan simbol-simbol ekstrem untuk menakut-nakuti korban.
Melihat serangkaian peristiwa tersebut, David menyerukan perlunya kerja sama antara media dan aparat keamanan. Ia menekankan bahwa teror semacam ini tidak boleh membuat masyarakat panik atau terpecah belah. Sebaliknya, semua pihak harus tenang dan percaya bahwa hukum akan berjalan adil. "Tugas utama kami adalah memastikan bahwa kebebasan pers tetap dilindungi tanpa mengorbankan stabilitas nasional," katanya dengan nada tegas.
Pesan David disambut baik oleh banyak kalangan yang memandang pentingnya solidaritas dalam menghadapi tantangan ini. Para pemangku kepentingan diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi para pekerja media. Selain itu, upaya hukum yang cepat dan efektif dianggap sebagai langkah strategis untuk memberikan rasa aman kepada seluruh insan pers di Indonesia.