Peningkatan harga minyak global menjadi indikator sentimen pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik. Pada perdagangan pagi hari, harga minyak dunia menunjukkan kenaikan kecil, seiring dengan dukungan dari perkembangan positif di Amerika Serikat dan China. Minyak mentah Brent melonjak tipis pada penutupan Senin lalu, sementara West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami kenaikan signifikan. Salah satu penyebabnya adalah kemungkinan pelonggaran tarif impor kendaraan bermotor oleh pemerintah AS, yang diyakini dapat meredam ketegangan perdagangan internasional.

Sentimen optimistis lebih jelas terlihat dari data impor minyak mentah China yang meningkat hampir 5% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Angka ini memberikan isyarat pemulihan permintaan energi di negara tersebut, yang merupakan konsumen energi terbesar kedua di dunia. Namun, ketidakpastian tetap menghantui pasar akibat arah kebijakan perdagangan AS yang sering berubah. Meskipun ada ancaman baru terkait tarif semikonduktor, langkah pengecualian tarif untuk produk elektronik seperti ponsel dan laptop dari China sempat membangkitkan harapan awal pekan ini.

Di sisi suplai, produksi minyak Kazakhstan turun selama dua pekan pertama bulan April, meskipun masih berada di atas batas kuota OPEC+. Sebaliknya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah menurunkan proyeksi permintaan minyak global minggu ini, mencerminkan kekhawatiran tentang dampak ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global. Dalam konteks ini, stabilitas harga minyak sangat bergantung pada kerja sama antarnegara serta pengendalian pasokan secara bijaksana.

Pertumbuhan ekonomi global yang solid dan kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan perdagangan serta geopolitik menjadi kunci untuk menjaga stabilitas harga komoditas minyak. Melalui kolaborasi yang efektif, semua pihak dapat mendorong pemulihan ekonomi dunia serta menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan minyak global.