Pada awal April 2025, maskapai penerbangan Cathay Pacific Airways mengumumkan kebijakan baru terkait penggunaan power bank dalam pesawat. Maskapai asal Hong Kong ini melarang para awak kabin dan pilot untuk membawa power bank saat bertugas. Meskipun aturan serupa diberlakukan bagi penumpang, larangan ini menimbulkan kontroversi karena dianggap memberlakukan standar ganda. Pramugari dan pilot merasa tidak nyaman dengan kebijakan tersebut, sementara penumpang juga menyatakan ketidakpuasan atas pembatasan penggunaan power bank selama penerbangan.
Dalam langkah yang bertujuan memperkuat keselamatan penerbangan, Cathay Pacific Airways telah menerapkan kebijakan pelarangan power bank bagi awak kabin dan pilot mulai Senin, 7 April 2025. Menurut laporan dari South China Morning Post, kebijakan ini diluncurkan sebagai upaya untuk menghindari risiko potensial akibat kebakaran atau kerusakan perangkat elektronik yang disebabkan oleh power bank.
Meskipun penumpang masih diizinkan membawa power bank, mereka harus mematuhi aturan ketat yang ditetapkan oleh Departemen Penerbangan Sipil. Selama penerbangan, penumpang wajib meletakkan power bank di kantong kursi depan atau tas tangan yang diletakkan di bawah kursi. Pengisian ulang daya hanya dapat dilakukan melalui port USB pada kursi, jika tersedia. Sebaliknya, awak kabin dan pilot dilarang sepenuhnya membawa power bank, sehingga mereka harus menggunakan colokan adaptor untuk mengisi daya perangkat elektronik mereka.
Situasi ini menciptakan ketegangan di kalangan awak pesawat. Brenda Cheng, wakil ketua Serikat Pramugari Cathay Pacific, menyoroti ketidakadilan aturan tersebut. "Kami merasa ada diskriminasi dalam penerapan aturan," katanya, menambahkan bahwa diskusi sedang berlangsung untuk mencari klarifikasi lebih lanjut dari manajemen.
Banyak penumpang juga menyampaikan keluhan terkait kebijakan ini. Raymond Yeung, seorang penumpang yang akan melakukan perjalanan ke Shanghai, menyatakan frustrasi karena tidak dapat menggunakan power bank yang dibawanya. "Membawa power bank tanpa bisa digunakan sama sekali tidak logis," ungkapnya.
Di Bandara Internasional Hong Kong, suasana menjadi ramai dengan reaksi negatif terhadap kebijakan baru ini, baik dari awak kabin maupun penumpang.
Seiring berlakunya aturan ini, semua pihak berharap adanya solusi yang lebih inklusif untuk memastikan keselamatan tanpa mengorbankan kenyamanan.
Dari perspektif jurnalis, kebijakan ini menunjukkan betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi industri penerbangan dalam menjaga keselamatan tanpa mengabaikan kebutuhan praktis para pekerja dan penumpang. Langkah Cathay Pacific patut diapresiasi sebagai upaya preventif, namun penting bagi maskapai untuk terlibat dalam dialog yang lebih transparan dengan karyawannya agar kebijakan dapat diterima secara luas. Dengan komunikasi yang efektif, harapannya adalah semua pihak dapat bekerja sama demi meningkatkan pengalaman penerbangan yang aman dan nyaman.