Dalam suasana hari pertama Idulfitri, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada, Pratikno, melangkah ke rumah Jokowi di Solo. Pertemuan ini dipenuhi oleh rasa nostalgia dan pembahasan santai tentang keluarga. Sebagai salah satu tokoh penting dalam pemerintahan sebelumnya, Pratikno menjelaskan bahwa kunjungannya lebih kepada penghormatan dan keakraban.
Tidak ada agenda formal yang terlihat dalam percakapan tersebut. Pratikno menegaskan bahwa tidak ada pesan khusus dari Presiden Prabowo Subianto untuk disampaikan kepada Jokowi. Meski demikian, hubungan baik antara dua pemimpin ini jelas terlihat, mencerminkan bagaimana silaturahmi dapat memperkuat relasi sosial bahkan di tengah pergantian kepemimpinan nasional.
Mengikuti jejak Pratikno, Sakti Wahyu Trenggono juga memilih momen liburan Lebaran untuk mengunjungi Jokowi. Dengan nada hormat, ia menyebut mantan presiden sebagai bos lamanya yang tetap relevan hingga saat ini. Kunjungan ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan ajang untuk mendapatkan pandangan strategis tentang kemajuan sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
Trenggono menjelaskan bahwa arahan-arahan yang diberikan Jokowi sangat berharga bagi perkembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam diskusi yang dilakukan, berbagai isu penting seperti keberlanjutan ekosistem laut, peningkatan produksi ikan, serta perlindungan nelayan lokal menjadi sorotan utama. Ini menunjukkan bahwa meskipun sudah tidak menjabat lagi, Jokowi tetap memiliki pengaruh besar dalam bidang-bidang strategis negara.
Banyak pihak yang mulai mempertanyakan apakah kunjungan-kunjungan ini benar-benar semata-mata untuk menjaga tali silaturahmi. Ada yang berpendapat bahwa langkah ini merupakan upaya untuk menjaga hubungan baik dengan mantan pemimpin yang masih memiliki popularitas tinggi di kalangan masyarakat. Fenomena 'matahari kembar' pun muncul sebagai istilah yang merujuk pada potensi pengaruh Jokowi yang tetap eksis di balik layar pemerintahan baru.
Dari sudut pandang politik, kunjungan para menteri ini bisa diartikan sebagai strategi untuk memanfaatkan nama besar Jokowi dalam konteks kebijakan publik. Dengan tetap menjaga komunikasi yang baik, pemerintahan Prabowo-Gibran dapat memastikan dukungan maksimal dari berbagai pihak, termasuk mantan kader partai politik yang masih memiliki loyalitas terhadap Jokowi.