Dalam sebuah pernyataan yang menarik, mantan Ketua MPR RI, M. Amien Rais, menyoroti nama Letjen Kunto Arief Wibowo sebagai kandidat potensial untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029. Dalam diskusi terkait mutasi dan revisi jabatan militer Kunto Arief, Amien memberikan penilaian positif tentang sosok ini. Ia menekankan bahwa figur militer tersebut memiliki visi, integritas, serta rekam jejak kepemimpinan yang kuat dari tingkat rendah hingga posisi strategis saat ini. Selain itu, dengan dihapusnya ambang batas pencalonan presiden sebesar 20%, diperkirakan kontes politik akan lebih kompetitif dan dinamis.
Pada Rabu, 7 Mei 2025, dalam sebuah video yang dirilis di platform YouTube melalui saluran resmi Amien Rais Official, mantan pemimpin Partai Ummat tersebut mengungkapkan pandangan tajam tentang masa depan politik Indonesia. Fokus pembicaraannya jatuh pada tokoh militer, Letjen Kunto Arief Wibowo, yang sempat menjadi sorotan media akibat perubahan status jabatan dalam struktur Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pada tanggal 29 April 2025, Kunto Arief mengalami mutasi dari posisi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I ke posisi staf khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Namun, satu hari kemudian, panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, memutuskan untuk merevisi keputusan tersebut sehingga Kunto tetap bertugas sebagai Pangkogabwilhan I. Peristiwa ini membuka ruang bagi spekulasi publik tentang potensi karier politik Kunto di masa mendatang.
Dalam pidatonya, Amien menyebut bahwa Kunto Arief telah menunjukkan kualitas kepemimpinan sejak awal karier militernya. "Saya yakin bahwa sosok seperti beliau dapat membawa perubahan besar bagi bangsa ini," tambah Amien dengan nada optimistis. Dengan berakhirnya aturan ambang batas pencalonan presiden sebesar 20%, diperkirakan Pilpres 2029 akan semakin seru dan kompetitif.
Dari perspektif seorang jurnalis, pernyataan Amien Rais menunjukkan bagaimana dunia politik Indonesia mulai melihat sosok-sosok baru dari luar kalangan tradisional. Potensi Kunto Arief Wibowo sebagai calon presiden tidak hanya didasarkan pada rekam jejak profesionalnya, tetapi juga pada dorongan masyarakat yang menginginkan transformasi kepemimpinan. Ini menegaskan pentingnya mencari figur yang benar-benar mewakili nilai-nilai integritas dan visi masa depan yang kuat.