Pada malam hari Sabtu (10/5/2025), pukul 20.47 WIB, Gunung Semeru di Jawa Timur mengalami letusan yang meluncurkan abu vulkanik hingga ketinggian 700 meter di atas puncak gunung tersebut. Status gunung ini tetap berada pada level II atau waspada. Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom abu terlihat dengan warna putih hingga kelabu, bergerak ke arah utara dengan intensitas sedang. Masyarakat diberikan imbauan untuk menjaga jarak dari area rawan bahaya, termasuk sepanjang sungai-sungai yang bermuara dari gunung tersebut.
Gunung Semeru, yang secara administratif mencakup dua kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan pada akhir pekan kemarin. Menurut pengamatan oleh petugas Liswanto dari PVMBG, letusan terjadi tepat pada pukul 20.47 WIB, dengan tinggi kolom abunya mencapai sekitar 700 meter di atas puncak gunung. Ketinggian ini setara dengan kira-kira 4.376 meter di atas permukaan laut. Kolom abu yang terlihat cenderung berwarna putih hingga kelabu, mengindikasikan adanya partikel-partikel halus yang dilepaskan selama erupsi.
Liswanto juga menyampaikan bahwa arah kolom abu condong ke utara, dengan intensitas sedang. Saat laporan dibuat, aktivitas letusan masih berlangsung, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Sebagai langkah mitigasi, masyarakat disarankan untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang aliran Besuk Kobokan hingga jarak 13 km dari puncak gunung. Selain itu, ada peringatan tambahan agar tidak mendekati tepi sungai dalam radius 500 meter karena potensi ancaman awan panas dan lahar.
Lebih lanjut, otoritas memperingatkan bahwa daerah berbahaya bukan hanya terbatas pada radius 5 km dari kawah atau puncak gunung. Ada risiko tambahan berupa lontaran batu pijar, serta guguran lava yang dapat memengaruhi wilayah lebih luas. Masyarakat diimbau untuk menjaga jarak aman, terutama di sepanjang aliran sungai seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Wilayah-wilayah ini rentan terhadap lahar dan perluasan awan panas hingga jarak 17 km dari puncak.
Upaya mitigasi dilakukan dengan memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi bahaya yang mungkin terjadi akibat letusan ini. Masyarakat diminta untuk terus memantau perkembangan situasi dan mengikuti instruksi dari otoritas terkait. Dengan demikian, diharapkan dampak negatif dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru dapat diminimalkan.