Pasar
Lonjakan IHSG Didukung oleh Kebijakan Global dan domestik
2025-04-15

Pada perdagangan hari Selasa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai level 6.441,68, yang menunjukkan penguatan empat hari berturut-turut. Lonjakan ini didorong oleh kebijakan global seperti penundaan tarif barang elektronik oleh Amerika Serikat serta dukungan dari dalam negeri melalui kenaikan cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 2,6 miliar menjadi US$ 157,1 miliar. Hampir semua sektor saham menguat, dengan energi sebagai yang tertinggi.

Saham-saham unggulan seperti BYAN juga memberikan kontribusi besar terhadap reli ini, naik hingga 17,47%. Namun, ketidakpastian tetap ada karena pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang potensi pengenaan tarif baru pada semikonduktor minggu depan. Di sisi lain, langkah pemerintah Indonesia untuk memperbarui aturan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) membantu meningkatkan cadangan devisa nasional.

Dinamika Pasar Saham Ditopang Sektor Energi dan Emiten Unggulan

Peningkatan IHSG pada hari tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, tetapi juga oleh performa sektor-sektor domestik. Salah satu yang paling berkontribusi adalah sektor energi, yang tumbuh hampir 7,2%. Selain itu, saham batu bara milik Low Tuck Kwong, Bayan Resources (BYAN), mencatat lonjakan luar biasa setelah kemarin jatuh mendekati batas bawah otomatis.

Kinerja positif ini juga didukung oleh emiten-emiten blue chip seperti BBCA, BREN, TPIA, dan TLKM yang masuk dalam lima besar penggerak pasar. Dengan lebih dari 300 saham mengalami kenaikan, nilai transaksi total mencapai Rp 13,66 triliun, melibatkan lebih dari 24 miliar saham dalam sekitar 1,19 juta kali transaksi. Sebagian besar sektor menguat, meskipun beberapa seperti kesehatan dan teknologi masih mengalami penurunan tipis.

Keputusan Global Membawa Peluang dan Ketidakpastian

Faktor utama yang mendorong reli IHSG datang dari kebijakan internasional, terutama penundaan tarif oleh Amerika Serikat atas produk elektronik. Hal ini membuat mayoritas pasar Asia dibuka dengan optimisme. Namun, pernyataan Trump bahwa penundaan tersebut bersifat sementara menambah spekulasi pasar. Negosiasi perdagangan antara AS dengan negara-negara lain seperti Vietnam, India, Korea Selatan, dan Jepang akan menjadi sorotan pekan ini.

Di dalam negeri, posisi cadangan devisa yang meningkat menjadi kabar baik bagi stabilitas ekonomi. Peningkatan ini seiring dengan pembaruan aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025. Cadangan devisa saat ini mampu menopang hingga enam bulan impor atau pembayaran utang luar negeri. Bank Indonesia menyatakan bahwa kondisi ini dapat memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global, sekaligus memperluas ruang gerak dalam menjaga stabilisasi rupiah.

more stories
See more