Pasar
Rupiah Menghadapi Tekanan di Tengah Penguatan Dolar AS
2025-04-15

Pada hari Selasa, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), seiring dengan penguatan greenback yang dipicu oleh potensi pengecualian tarif impor kendaraan asing. Menurut data Refinitiv, kurs rupiah ditutup pada posisi Rp16.810/US$, menunjukkan pelemahan sebesar 0,24%. Hal ini bertolak belakang dengan kinerja sebelumnya yang mencatatkan penguatan 0,12%. Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) juga naik tipis hingga mencapai angka 99,72.

Detail Laporan: Rupiah Terimbas Kenaikan Dolar AS

Dalam situasi ekonomi global yang dinamis, mata uang Indonesia tampak tertekan pada Selasa, 15 April 2025. Pada saat itu, dolar AS menguat setelah Presiden Donald Trump menyatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan penundaan tarif 25% untuk kendaraan impor dalam jangka pendek. Keputusan ini muncul setelah kebijakan sebelumnya yang memberikan pengecualian kepada perangkat elektronik seperti ponsel pintar.

Di tengah spekulasi pasar, analis strategi Michael Brown dari Pepperstone tetap pesimistis tentang prospek dolar AS. Menurutnya, meskipun reli dolar terjadi secara berkala, mata uang tersebut belum menjadi safe haven sejati dan gagasan dominasi ekonomi AS telah berkurang signifikan. Aksi jual dolar pun semakin marak, terutama di sesi perdagangan London dan Tokyo, menandakan ketidakpastian investor internasional terhadap pasar AS.

Sementara itu, rupiah cenderung tertekan dalam waktu dekat, namun peluang pemulihan masih terbuka jika indeks dolar AS terus melemah.

Dari perspektif jurnalis, laporan ini menunjukkan betapa sensitifnya mata uang negara berkembang terhadap gejolak geopolitik dan kebijakan ekonomi global. Ketidakpastian di pasar AS dapat memberikan peluang bagi rupiah untuk bangkit kembali, tergantung pada langkah-langkah kebijakan moneter domestik dan internasional yang lebih lanjut. Ini menegaskan pentingnya stabilitas ekonomi serta koordinasi antarnegara dalam menghadapi tantangan global.

more stories
See more