Industri keuangan non-perbankan berperan penting dalam dinamika pasar obligasi Indonesia. Sektor multifinance mencatatkan kontribusi signifikan pada penerbitan surat utang korporasi selama tiga bulan pertama tahun 2025. Dalam periode tersebut, nilai total yang dicatat dari sektor ini mencapai Rp8,3 triliun. Selain multifinance, sektor pulp dan kertas serta pertambangan juga menjadi pelaku utama dalam aktivitas penerbitan obligasi. Ketiga sektor ini bersama-sama membentuk lanskap penerbitan surat utang korporasi secara nasional.
Kinerja penerbitan surat utang menunjukkan tren positif dengan total capaian Rp46,7 triliun dari Januari hingga Maret 2025. Berdasarkan data dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), sektor pulp dan kertas mendominasi dengan nilai Rp13,2 triliun, diikuti oleh sektor pertambangan dengan Rp9,2 triliun. Sementara itu, enam perusahaan multifinance terlibat aktif dalam penerbitan obligasi, menghasilkan kontribusi signifikan bagi ekonomi domestik. Dana yang diperoleh dari penerbitan ini sebagian besar dialokasikan untuk refinancing dan memenuhi kebutuhan modal kerja.
Pasar surat utang korporasi mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Obligasi korporasi dan sukuk menjadi instrumen dominan dalam portofolio penerbitan, dengan total nilai Rp46,4 triliun. Meskipun demikian, Medium Term Notes (MTN) menunjukkan penurunan signifikan dari Rp0,7 triliun menjadi Rp0,4 triliun. Kondisi ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi investor terhadap jenis surat utang tertentu. Situasi ini mendorong pelaku industri untuk terus berinovasi guna menjaga daya tarik pasar modal Indonesia.
Peningkatan penerbitan surat utang korporasi mencerminkan kepercayaan dunia usaha terhadap stabilitas ekonomi nasional. Langkah ini tidak hanya mendukung likuiditas perusahaan tetapi juga memberikan manfaat luas bagi perkembangan infrastruktur dan ekspansi bisnis. Dengan alokasi dana yang tepat sasaran, para pelaku industri dapat memperkuat posisi mereka di tengah tantangan global, sekaligus meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.