Pada hari Senin, indeks saham utama di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), berhasil menutup perdagangan dengan kenaikan meskipun menghadapi tekanan penjualan oleh investor asing. Kenaikan ini terjadi setelah pasar mengalami koreksi pada awal sesi perdagangan. Dengan volume transaksi yang cukup besar, sektor-sektor tertentu masih menjadi sorotan karena aktivitas jual beli yang signifikan.
Pada tanggal 21 April 2025, IHSG mencatat kenaikan sebesar 7,7 poin atau 0,12% dan ditutup pada posisi 6.445,97. Transaksi kemarin melibatkan lebih dari 14 miliar saham dengan total nilai Rp 8,43 triliun dalam hampir satu juta kali transaksi. Meskipun demikian, investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp686,73 miliar di seluruh pasar. Mayoritas penjualan terjadi di pasar reguler senilai Rp518,55 miliar dan sisanya di pasar negosiasi serta tunai.
Sepuluh saham unggulan menjadi sasaran utama aksi jual asing. Beberapa nama besar seperti PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. berada di antara daftar saham yang paling banyak diperdagangkan secara neto oleh investor asing. Aktivitas ini memperlihatkan preferensi pasar terhadap perusahaan-perusahaan keuangan dan komoditas.
Dalam konteks yang lebih luas, dinamika pasar modal Indonesia mencerminkan adanya ketidakpastian global yang mempengaruhi keputusan investasi asing.
Berbagai analisis menyebut bahwa tren ini dapat memberikan gambaran tentang arah pergerakan pasar ke depannya.
Secara keseluruhan, meskipun ada tekanan dari luar negeri, pasar lokal tetap menunjukkan potensi positif untuk rebound di masa mendatang.
Dari perspektif seorang jurnalis, fenomena ini mengingatkan kita akan pentingnya stabilitas ekonomi domestik dalam menghadapi gejolak global. Keputusan investor asing sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor makroekonomi, sehingga langkah-langkah strategis dari pemerintah dan otoritas terkait sangatlah penting guna menjaga optimisme pasar. Bagi pembaca, informasi ini bisa menjadi acuan untuk memahami bagaimana kondisi global memengaruhi pasar modal lokal dan bagaimana kita bisa meresponsnya dengan bijaksana.