Gaya Hidup
Negara-Negara Schengen dengan Tingkat Penolakan Visa Tertinggi
2025-06-13

Sebuah laporan terbaru dari tahun 2024 mengungkapkan bahwa beberapa negara anggota Uni Eropa menunjukkan tingkat penolakan visa Schengen yang signifikan dibandingkan rekan-rekannya. Visa ini memungkinkan pemegangnya untuk bepergian ke 29 negara di wilayah Schengen tanpa harus melalui proses aplikasi terpisah untuk setiap negara. Menurut Economic Times, sejumlah negara menerapkan prosedur verifikasi yang lebih ketat, terutama bagi pelamar dari negara-negara berkembang atau mereka yang belum pernah melakukan perjalanan ke Eropa sebelumnya.

Pada posisi pertama adalah Malta, yang mencatat tingkat penolakan tertinggi pada tahun tersebut. Negara ini menolak hampir 38,5% dari total permohonan yang diterimanya. Dengan kapasitas pemrosesan yang terbatas dan persyaratan seleksi yang sangat detail, Malta menjadi salah satu destinasi paling sulit untuk mendapatkan visa. Diikuti oleh Estonia dengan tingkat penolakan sebesar 27,2%, Belgia dengan 24,6%, dan Slovenia serta Swedia yang juga menunjukkan angka-angka serupa dalam hal persentase penolakan.

Kendala umum yang menyebabkan penolakan termasuk dokumen yang tidak lengkap, kurangnya bukti ikatan kuat dengan negara asal, serta alasan perjalanan yang diragukan. Sebagai contoh, pelamar dari negara-negara seperti Mesir, UEA, India, Pakistan, Iran, dan Maroko cenderung menghadapi tantangan lebih besar karena faktor ekonomi dan politik negara asal mereka.

Di sisi lain, negara-negara seperti Kroasia dan Polandia, meskipun memiliki tingkat penolakan yang relatif lebih rendah, tetap memberlakukan pengawasan ketat terhadap dokumen finansial dan rencana perjalanan pelamar. Prancis, sebagai salah satu tujuan utama wisatawan dunia, juga mencatat jumlah penolakan secara absolut yang sangat tinggi, meski persentasenya berada di bawah 16%.

Selain itu, Republik Ceko dan Denmark menunjukkan pola serupa dalam hal penolakan visa, dengan alasan utama berkaitan dengan formulir yang tidak lengkap, kurangnya bukti pemesanan hotel atau tiket penerbangan, serta ketiadaan asuransi perjalanan. Pelamar perdana khususnya menghadapi pengawasan yang lebih intensif dari kedutaan-kedutaan di kedua negara tersebut.

Berbagai faktor ini menunjukkan betapa kompleksnya sistem visa Schengen, yang bertujuan untuk menjaga integritas wilayah bebas pergerakan sekaligus memastikan keamanan bagi seluruh anggotanya.

Tren penolakan visa Schengen yang tinggi ini mencerminkan upaya negara-negara Uni Eropa untuk memperketat proses seleksi pelamar. Mereka menekankan pentingnya dokumen yang akurat, riwayat perjalanan yang jelas, serta bukti keuangan yang meyakinkan. Bagi calon pelamar, mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik menjadi langkah krusial untuk meningkatkan peluang disetujui.

more stories
See more