Seorang jurnalis senior asal Inggris, Anbarasan Ethirajan, memberikan analisis mendalam mengenai konflik militer terbaru antara Pakistan dan India. Dalam pandangannya, Pakistan muncul sebagai pemenang dari situasi ketegangan yang hampir memicu perang besar di Asia Selatan. Analisis ini menyoroti peran penting mediasi internasional, khususnya Amerika Serikat, dalam mencegah eskalasi lebih lanjut. Menurut Ethirajan, keberhasilan Pakistan dalam menghadapi tindakan agresif India serta dukungan nasional yang kuat menjadi faktor utama keunggulan mereka. Sementara itu, India gagal mencapai tujuan militer yang signifikan, meskipun telah berinvestasi besar dalam pengadaan senjata modern.
Anbarasan Ethirajan menyebut bahwa konfrontasi militer antara kedua negara berhasil dicegah berkat campur tangan diplomasi Amerika Serikat. Negosiasi intensif yang dilakukan oleh Washington membantu meredam potensi pertempuran besar-besaran yang dapat berujung pada bencana regional. Meski demikian, konflik ini meninggalkan dampak signifikan bagi hubungan bilateral kedua negara.
Dalam perspektif Ethirajan, salah satu alasan utama mengapa Pakistan dinyatakan sebagai pemenang adalah karena kesatuan publik dalam mendukung langkah-langkah militer. Angkatan bersenjata Pakistan dinilai berhasil melawan ancaman dari India, sekaligus memperkuat citra diri sebagai pelindung bangsa. Hal ini memperkuat posisi pemerintah Pakistan di mata rakyatnya maupun komunitas internasional.
Selain itu, Ethirajan juga menyoroti kelemahan strategis India selama konflik ini. Menurutnya, kekuatan udara Pakistan ternyata lebih unggul daripada harapan awal Delhi. Investasi besar-besaran dalam pembelian senjata canggih tampaknya tidak cukup untuk memberikan keuntungan signifikan bagi India. Ketidakmampuan untuk mendaratkan serangan yang efektif menjadi bukti nyata kegagalan strategi militer New Delhi.
Ketegangan antara Pakistan dan India kemungkinan akan terus berlanjut meskipun gencatan senjata telah dicapai. Kedua belah pihak saat ini sedang mengevaluasi ulang strategi mereka dalam konteks geopolitik regional. Di sisi lain, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mungkin mencoba menggunakan momen ini untuk menunjukkan dirinya sebagai tokoh perdamaian global. Potensi keberhasilan diplomatik ini bisa saja menjadi sorotan bagi administrasi baru AS.
Berkaca dari analisis Ethirajan, Pakistan berhasil memperoleh kepercayaan diri baru setelah konflik ini. Kesatuan nasional dan keberhasilan militer menjadi modal penting bagi Islamabad untuk memperkuat posisi mereka di kancah internasional. Sebaliknya, India harus merenungkan kembali strategi militer mereka guna menghindari kegagalan serupa di masa depan.