Pameran World Expo 2025 di Osaka, Jepang, menjadi ajang bagi Indonesia untuk memperkenalkan kekayaan budayanya kepada dunia. Acara ini, yang berlangsung dari April hingga Oktober 2025, mengusung tema “Designing Future Society for Our Lives” dan menargetkan 28 juta pengunjung global. Kementerian PPN/Bappenas melalui partisipasi Indonesia tidak hanya ingin memperkuat branding bangsa tetapi juga menunjukkan keseimbangan antara pembangunan modern dan pelestarian budaya tradisional.
Dalam Paviliun Indonesia, Sanggar Djiantika dari Kalimantan Timur tampil dengan Tari Enggang dan Gong sebagai simbol harmoni alam, budaya, dan masa depan. Penampilan ini bukan sekadar pertunjukan seni tetapi menjadi wadah bagi para seniman lokal untuk memperkenalkan filosofi kehidupan masyarakat Dayak kepada dunia internasional.
Partisipasi Indonesia dalam pameran besar ini mencerminkan upaya untuk menjembatani nilai-nilai budaya tradisional dengan visi masa depan. Melalui penampilan Tari Enggang dan Gong Kalimantan Timur, Paviliun Indonesia berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya harmoni antara manusia, alam, dan budaya. Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat identitas nasional di tengah arus globalisasi.
Tari Enggang dan Gong menjadi representasi kuat dari warisan budaya masyarakat Dayak di Kalimantan Timur. Dengan gerakan yang anggun namun penuh makna, kedua tarian ini menggambarkan cerita hidup leluhur serta hubungan erat dengan alam sekitar. Novarita, Kepala UPTD Taman Budaya Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa setiap gerakan dalam tarian tersebut membawa filosofi turun-temurun yang sarat makna. "Ketika kami menari, kami tidak hanya menampilkan gerak tubuh, tetapi juga bercerita tentang sejarah, semangat, dan nilai luhur," tuturnya. Partisipasi ini juga menjadi cara efektif untuk melestarikan budaya tradisional agar tetap relevan di era modern.
Direktur Paviliun Indonesia, Didik Darmanto, menjelaskan bahwa tema besar “Thriving in Harmony-Nature, Culture, Future” dipilih untuk mencerminkan komitmen Indonesia terhadap pelestarian lingkungan dan budaya. Tarian Enggang dan Gong yang ditampilkan oleh Sanggar Djiantika adalah salah satu contoh nyata bagaimana budaya tradisional dapat diperbarui tanpa kehilangan esensinya. Gerakan tarian ini menggambarkan keindahan alam Kalimantan Timur serta nilai-nilai luhur yang masih hidup dalam masyarakat Dayak.
Penampilan Tari Enggang dan Gong di World Expo 2025 Osaka tidak hanya memberikan kesempatan kepada seniman lokal untuk tampil di panggung internasional tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang menghargai keberagaman budayanya. Direktur Paviliun Indonesia menekankan bahwa tarian ini bukan sekadar bentuk hiburan, tetapi merupakan media komunikasi lintas budaya yang efektif. Melalui elaborasi elemen-elemen tradisional dengan sentuhan kontemporer, Paviliun Indonesia berhasil menawarkan pengalaman unik bagi para pengunjung dari seluruh dunia. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya memperkenalkan budayanya tetapi juga menunjukkan cara beradaptasi dengan tantangan modern sambil tetap mempertahankan akarnya.