Gaya Hidup
Petisi Perubahan Sistem Ketenagakerjaan di Hari Buruh Internasional
2025-05-01

Dalam perayaan Hari Buruh Internasional tahun 2025, ribuan pekerja dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul di Monas, Jakarta. Mereka menuntut perubahan signifikan dalam sistem ketenagakerjaan, terutama mengenai penghapusan outsourcing dan pemberlakuan upah yang layak. Dukungan juga datang dari simpatisan seperti pedagang kecil, serta kepala negara yang hadir memberikan sambutan. Selain itu, enam tuntutan utama disampaikan oleh para buruh, mencakup solusi konkret untuk memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi.

Aksi serupa tidak hanya terjadi di Jakarta, melainkan di lebih dari 15 kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Para peserta aksi menyuarakan aspirasi dengan semangat tinggi meskipun cuaca panas dan padatnya kerumunan massa. Spanduk-spanduk bertuliskan pesan kuat menjadi simbol perjuangan mereka untuk mendapatkan perlindungan hukum dan keadilan sosial.

Suara Buruh: Tuntutan dan Solusi

Para buruh dari berbagai industri di Indonesia telah menyuarakan tuntutan mereka secara masif pada Hari Buruh Internasional. Salah satu sorotan utama adalah penghapusan sistem outsourcing yang dianggap merugikan hak-hak pekerja. Selain itu, buruh juga menyoroti pentingnya pembentukan satgas PHK dan peningkatan upah minimum agar sejalan dengan kebutuhan hidup yang semakin meningkat.

Buruh seperti Yusuf Nugraha dari PT Chang Shin Indonesia menekankan pentingnya penghapusan outsourcing sebagai langkah awal menuju perbaikan sistem ketenagakerjaan. Menurutnya, meski tunjangan sudah cukup baik, sistem kontrak yang tidak jelas tetap menjadi kendala besar bagi banyak pekerja. Di sisi lain, Sultan Gusti Purnama dari Bogor mengungkapkan bahwa meskipun kondisi kerja di tempatnya cukup baik, ia tetap mendukung gerakan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama buruh. Melalui tuntutan-tuntutan ini, buruh tidak hanya ingin menyelesaikan masalah tetapi juga membawa solusi nyata untuk masa depan tenaga kerja Indonesia.

Kesadaran Kolaboratif: Dukungan dari Segala Penjuru

Tidak hanya buruh yang turun ke jalan, dukungan juga datang dari berbagai kalangan masyarakat. Pedagang kecil seperti Darmini ikut ambil bagian dalam aksi ini, menunjukkan bahwa isu ketenagakerjaan bukan hanya tanggung jawab buruh tetapi juga merupakan tantangan bersama. Hadirnya Presiden Prabowo Subianto memberikan dorongan moral kepada para peserta aksi dengan menyampaikan sambutan langsung di panggung utama.

Solidaritas lintas sektor sangat terlihat dalam perayaan ini. Simpatisan dari berbagai lapisan masyarakat bergabung dengan buruh untuk menyuarakan aspirasi yang sama. Keberadaan spanduk-spanduk dengan pesan kuat seperti "PHK no, KUA yes" menjadi simbol perlawanan terhadap sistem ketenagakerjaan yang dinilai tidak adil. Aksi serupa juga terjadi di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Medan, Makassar, dan Batam. Dengan jumlah peserta yang mencapai lebih dari satu juta orang, momentum ini menunjukkan betapa besar harapan masyarakat untuk reformasi sistemik dalam dunia kerja. Semangat kolaboratif ini menjadi fondasi kuat bagi perubahan yang diharapkan dapat dirasakan oleh semua elemen masyarakat di masa depan.

more stories
See more