Industri rekrutmen di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan meskipun terjadi beberapa penyesuaian dalam struktur tenaga kerja. Berdasarkan laporan "Hiring, Compensation, and Benefits 2025" dari Jobstreet by SEEK, sebagian besar perusahaan tetap aktif mencari karyawan baru dengan strategi yang lebih cermat. Sebuah analisis menunjukkan bahwa hampir semua bisnis besar masih mempertahankan aktivitas perekrutan pada tingkat yang stabil.

Secara umum, tren pengurangan pekerjaan permanen telah bergeser ke arah kontrak atau paruh waktu. Pada tahun 2024, jumlah pekerja paruh waktu meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan adaptasi perusahaan terhadap kebutuhan operasional yang berubah serta upaya untuk memaksimalkan efisiensi tanpa mengorbankan produktivitas. Sales Director Jobstreet by SEEK Indonesia, Wisnu Dharmawan, menyampaikan bahwa UKM mengalami sedikit penurunan dalam rekrutmen, namun perusahaan skala menengah hingga besar tetap solid dengan tingkat penerimaan karyawan mencapai hampir 100%.

Komponen kompensasi juga mengalami transformasi. Meskipun kenaikan gaji secara keseluruhan menurun, bonus menjadi alat penting untuk memotivasi karyawan. Rata-rata bonus naik dari 2,4 kali gaji menjadi 2,9 kali gaji per tahun. Di sisi lain, proses digitalisasi semakin intensif dengan adopsi teknologi AI dalam penyaringan kandidat. Lebih dari setengah perusahaan saat ini menerapkan prinsip inklusivitas dalam rekrutmen, termasuk sistem blind resume screening.

Ke depan, optimisme masih mendominasi pasar kerja Indonesia. Dengan fokus pada fleksibilitas kerja, insentif kompetitif, serta penguasaan literasi digital, para pelaku industri percaya bahwa mereka dapat menarik bakat terbaik. Era digital membuka pintu bagi inovasi dalam praktik rekrutmen, sehingga memberikan harapan baru bagi pencari kerja maupun pengusaha. Ini adalah momen penting bagi perusahaan untuk memanfaatkan teknologi dan nilai-nilai modern guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan produktif.