Gaya Hidup
Penjelajahan Udara: Bahaya Kuman yang Tersembunyi di Dalam Pesawat
2025-04-30

Penerbangan udara telah menjadi salah satu pilihan transportasi favorit bagi banyak orang karena kecepatan dan efisiensinya. Namun, sering kali penumpang melupakan aspek penting dari perjalanan mereka yaitu tingkat kebersihan pesawat. Fakta menunjukkan bahwa pesawat dapat menjadi tempat berkembangnya kuman meskipun sudah dibersihkan secara rutin. Selain itu, kondisi udara dengan kelembapan rendah dalam kabin juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Artikel ini akan membahas beberapa area utama di pesawat yang memiliki potensi besar untuk menyebarkan penyakit.

Banyak penumpang tidak menyadari bahwa permukaan seperti meja baki, ventilasi udara, toilet, kantong sandaran kursi, hingga bagian atas kursi lorong bisa menjadi sumber penyebaran bakteri dan virus. Sebuah studi tahun 2015 oleh TravelMath menemukan bahwa meja baki mengandung jumlah bakteri yang jauh lebih tinggi dibandingkan tombol siram toilet. Hal ini disebabkan oleh waktu yang terbatas antar penerbangan untuk membersihkan semua permukaan tersebut.

Ahli mikrobiologi Dr. Charles Gerba dari Universitas Arizona menjelaskan bahwa baki meja di pesawat dapat mengandung berbagai jenis virus dan bakteri berbahaya seperti flu, parainfluenza, norovirus, serta MRSA yang dapat menyebabkan infeksi kulit. Untuk mengurangi risiko kontaminasi, para ahli merekomendasikan penggunaan tisu atau pembersih basah sebelum menggunakan meja baki.

Tidak hanya meja baki, ventilasi udara dan gesper sabuk pengaman juga merupakan area yang harus diperhatikan. Ventilasi udara di atas setiap kursi mengandung lebih banyak bakteri daripada tombol siram toilet pesawat. Gesper sabuk pengaman pun tidak luput dari bahaya karena setiap penumpang menyentuhnya minimal dua kali selama penerbangan.

Toilet pesawat, meski sering dibersihkan, tetap menjadi salah satu area terkotor. Dr. Gerba menemukan bakteri E.coli di berbagai permukaan toilet, termasuk tombol pembilas dan wastafel. Wastafel kecil membuat penumpang sulit mencuci tangan secara efektif, sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit.

Kantong sandaran kursi juga menjadi perhatian karena banyak penumpang memanfaatkannya sebagai tempat sampah. Studi dari Universitas Auburn menunjukkan bahwa kuman MRSA dapat bertahan hingga tujuh hari pada kain kantong kursi. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak menggunakan kantong tersebut sama sekali.

Selain itu, kursi lorong (aisle seat) memiliki risiko lebih tinggi karena sering disentuh oleh penumpang lain yang baru keluar dari toilet. Bagian atas kursi lorong kemungkinan besar menjadi tempat penyimpanan kuman dari berbagai individu yang lewat.

Dengan informasi ini, penting bagi penumpang untuk lebih waspada terhadap lingkungan di dalam pesawat. Menggunakan pembersih tangan dan menghindari kontak langsung dengan permukaan berisiko adalah langkah-langkah sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan selama penerbangan. Dengan kesadaran yang lebih baik, perjalanan udara dapat tetap aman dan nyaman.

more stories
See more